Pinggul Feli bergoyang kesana-kemari,..Tubuhnya meliuk-liuk erotis, apalagi kerika dia menarik sebuah bangku dan mengangkat kaki kirinya, sedangkan dia menari seolah sedang bersetubuh, makin lama wajah Feli mulai Rileks dan tampak menikmati tariannya..
Sementara para Polisi makin bernafsu melihat pertunjukan itu, mereka makin riuh bersorak yang membuatnya makin liar menari, ..
“Buka Lagi donk Bajunya!!!” Kata Polisi Berkumis, mendengar itu Feli berhenti menari seolah menolaknya..Namun Bungkus Rokok melayang menerjang Wajahnya,..Para Polisi itu bertampang sangar serupa dengan wajah para penjahat yang merka tangkap,..
Terpaksa Feli pun menuruti kemauan mereka dan membuka TankTopnya, Bra Hitam yang menutupi Buah dada-nya seolah menyembunyikan Harta tersembunyi yang membuat orang seolah bernafsu untuk melihat isinya..
Feli pun kembali menari, agak canggung memang karena harus kembali membiasakan diri, namun begitu Tariannya semakin indah untuk dilihat karena Payudaranya seolah terpental kesana-kemari, mengikuti tariannya yang makin Panas,
Dengan terpaksa Feli memelorotkan Celana Jeans pendeknya, yang disambut dengan tawa ke 2 polisi itu, Polisi yang berkumis itu menghampiri tubuh Ratu yangkini hanya terbungkus oleh Bra dan Celana dalamnya..
“Oi, liat tuch Fel, mantan-lu!!”
Mungkin Kata-kata itu tak akan pernah dapat dilupakan Oleh Ratu Felisha sepanjang sisa hidupnya, Bagaimana tidak Pertemuan tak terduga dengan Mantan Pacarnya beserta Si Cabo Andien itu membuat Amarahnya tersulut, belum lagi Sorakan teman-temannya yang membuatnya berani melakukan Hal bodoh ini..21 Plaza Senayan seolah menjadi saksi bisu kebodohannya..
Gara-gara itu dia harus menghadapi hukuman meringkuk dalam Tahanan dan kini harus ditambah dengan tuntutan berlapis,..Apalagi ketika bukti baru membuatnya makin sulit menghindar dari Tuntutan itu,..Berbagai upaya damai telah dicobanya namun tak membuahkan hasil..
“Ya Sodara Ratu Felisha, Bagaimana Tanggapan Anda tentang Bukti baru ini,..” Kata Polisi Berkumis yang mungkin pimpinan di kantor itu, sambil menyerahkan kertas-kertas berisi uraian para saksi yang memberatkan dirinya,..
Ratu Felisha tampak tak percaya dengan apa yang dibacanya,.. Seluruh pernyataan yang ada di situ makin menyudutkan posisinya, bahkan Pengakuan teman-temannya pun membuatnya tersudut,..
“Apa Anda siap memberi keterangan..?” Tanya Polisi berkumis itu..
“Tapi ini bohong Pak,” Bela-Nya
“Ya anda katakana saja pembelaan Saudari,..Tolong dicatat Sersan Amin, ” Kata Polisi berkumis itu sambil menyuruh polisi Gendut disebelahnya untuk mencatat kata-kata Ratu
Di ruangan itu hanya tersisa 4 orang termasuk Sang Terdakwa, seorang sisanya adalah seorang Polisi jaga berpangkat Kopral Yang bertubuh hitam Kekar selayaknya orang-orang Ambon,
“Tapi Pak, ini bohong” Wajahnya tampak Panik seolah bingung harus memberi keterangan apa, dia menyadari semua kesalahannya, dan semua pernyataan itu benar adanya, namun bila harus mengakui hal itu sama saja dengan menjebloskan dirinya dalam penjara,..
“Jadi Bagaimana Saudari Tanya Polisi Berkumis itu lagi,..
“Tolong pak tolong saya, Saya ga mau dipenjara..Tolong..” Mohonnya..
“Kami tidak bisa menolong, kami harus membuktikan Kebenaran”
“Tapi pak saya takut, saya mau bayar berapa-pun…Tolong”
“Maaf Saya tak bisa membantu, kecuali..” Kata Polisi itu,. Sebuah senyum licik terselip diwajahnya..
“Tapi apa pak?? Anda mau minta berapa???” Tanya Feli bersemangat..
“Kecuali anda bisa menyenangkan kami…”
“Berkelakuan baik maksud Bapak?”
“Hahaha, Saya yakin anda tahu,..”
Kata-kata itu bagai isyarat SKAK-MAT bagi Feli, dia mengerti, namun tak mungkin dia harus melakukan hal itu dengan Polisi ini,..Semua orang tahu reputasinya, sebagai ratu Clubbuing, dengan tariff 10 juta untuk One Stay, berbagai jenis hidung belang pernah dilayaninya, tapi senua adalah Bos-bos High Class, bagaimana mungkin dia melakukan dengan Polisi Miskin dan dekil seperti mereka…
Dia pun berusaha menawar pada Polisi itu,. Sambil pura-pura tak tahu..
“Maksud Bapak, menari Erotis seperti di Film saya?…” Tanyannya..
“Hmmm, Boleh saja.. Itu juga menyenangkan..” Jawab Polisi itu sambil diiringi tawa rekan-rekannya..
Feli sadar mungkin hanya ini satu-satunya kesempatan untuk menyelamatkan dirinya..
Sementara Polisi Berkumis menyuruh Polisi Jaga itu untuk menutup pintu dan semua Horden di Kantor itu,..Feli tampak termenung mempersiapkan diri melakukan sesuatu yang memalukan bagi dirinya,..
Ketika para Polisi itu sudah berkumpul duduk di sebuah Sofa, Polisi itu kembali menyuruh Feli untuk segera melakukan Aksinya.. Dengan Langkah berat feli pun menuju Tengah Ruangan itu, dan mulai menari diiringi sorakan Polisi-polisi itu, Wajahnya tampak memerah menahan malu ketika tubuhnya mulai bergoyang,..
“Buka Donk Jaketnya!!” Kata Si Gendut,..Feli pun terpaksa menuruti kemauan si gendut dan membuka Jaketnya, sehingga tubuhnya hanya menyisakan Tanktop Pink yang tertutup oleh jaket tadi, dan celana Jeans Pendek yang tak mampu menutupi pahanya yang mulus,..
Pinggul Feli bergoyang kesana-kemari,..Tubuhnya meliuk-liuk erotis, apalagi kerika dia menarik sebuah bangku dan mengangkat kaki kirinya, sedangkan dia menari seolah sedang bersetubuh, makin lama wajah Feli mulai Rileks dan tampak menikmati tariannya..
Sementara para Polisi makin bernafsu melihat pertunjukan itu, mereka makin riuh bersorak yang membuatnya makin liar menari, ..
“Buka Lagi donk Bajunya!!!” Kata Polisi Berkumis, mendengar itu Feli berhenti menari seolah menolaknya..Namun Bungkus Rokok melayang menerjang Wajahnya,..Para Polisi itu bertampang sangar serupa dengan wajah para penjahat yang merka tangkap,..
Terpaksa Feli pun menuruti kemauan mereka dan membuka TankTopnya, Bra Hitam yang menutupi Buah dada-nya seolah menyembunyikan Harta tersembunyi yang membuat orang seolah bernafsu untuk melihat isinya..
Feli pun kembali menari, agak canggung memang karena harus kembali membiasakan diri, namun begitu Tariannya semakin indah untuk dilihat karena Payudaranya seolah terpental kesana-kemari, mengikuti tariannya yang makin Panas,
Dengan terpaksa Feli memelorotkan Celana Jeans pendeknya, yang disambut dengan tawa ke 2 polisi itu, Polisi yang berkumis itu menghampiri tubuh Ratu yangkini hanya terbungkus oleh Bra dan Celana dalamnya..
Dengan Bernafsu polisi itu mencengkram keras dada Feli, dan meremasnya dengan kasar,….”Aduh pak,..” ucapnya disela-sela rintihannya,..
Polisi yang lain malah menyoraki rekannya yang mengerjai Feli,..
Polisi itu makin bernafsu, Lidahnya terus menjilati seluruh permukaan wajah Feli, Terkadang Lidahnya yang kasar menyapu leher dan telinga Feli sampai membuatnya Mengelinjang..Tubuhnya yang Sintal itu pasrah menghadapi kekasaran Polisi ini yang mengancamnya dengan Pasal berlapis-lapis, Bagaimana mungkin di Usianya yang baru 24 Tahun dia mampu bertahan menghadapi Penjara yang kelam, belum lagi Karier-nya yang dengan susah payah dia bangun akan hancur oleh kebodohannya kali ini,..
Jemari kasar Polisi itu mulai menjelajah ke Daerah Vagina-nya yang masih tertutupi celana dalam,.. Telunjuk Polisi itu mulai masuk di sela-sela selangkangan Feli, sementara Polisi itu mulai jongkok sambil terus menjilati Tubuh dan pusar Feli yang membuat Feli hanya bisa mendesah dan menutup matanya menahan Birahinya yang mulai naik,..
Kakinya mulai gemetar tak sanggup menopang tubuhnya yang makin terbuai dalam sensasi ini, terlebih ketika Polisi itu mulai menjilati selangkangannya, terkadang lidah kasarnya menyapu pahanya yang membuatnya makin sulit menahan tubuhnya untuk tak terjatuh,..
Polisi Gendut mendekat dan membantu menopang tubuh Feli, dari belakang dia memeluk tubuh mulus itu, namun tentu bukan hanya niat menolong yang ada dipikarn Polisi itu, tanganya yang gempal segera mencengkram dada Feli, dibukanya Bra Hitam yang menutupi Buah dadanya, Putingnya yang kecoklatan membuat Polisi itu makin bernafsu mengerayangi buah dada-nya,..
“Mmmppph,, aaaahhhh” desah Feli menahan sensasi yang dirasakannya, ketika Jemari gempal polisi itu mengerayangi dadanya dengan kasar, belum lagi ketika dengan kasar polisi itu mulai memilin Putingnya yang besar dengan kasar, sementara Lidah kedua polisi itu seakan tak pernah berhenti menjilati seluruh tubuhnya,..
Wajah cantik Feli tampak mulai menikmati permainan ini, bibirnya hanya bisa mendesah tak karuan tak kala, seorang polisi yang lain ikut mendekat dan menjilti dadanya yang satunya, dengan kasar polisi itu mulai menghisap puting susunya sambil sesekali mengigit…
Polisi berkumis itu menarik celana dalam Feli.. Vaginanya yang ditumbuhi Bulu kemaluan yang cukup membuat polisi itu kembali berkomentar,?
“Nah, gue paling demen nich Memek yang kaya gini,.Wangi lagi, Kapan lagi bisa gini ma Artis…” Ujarnya sambil tertawa,..Setelah itu, polisi itu segera merenggangkan kedua betis Feli, sehingga memudahkannya untuk menjilati vagina Feli,..Lidah kasar itu begitu lihai menjalankan Tugasnya,.. wajah Feli menampakan kepuasan atas permainan mereka?
Sesekali Polisi itu menghisap Clitorisnya sampai membuatnya bagaikan melayang diatas awan, belum lagi kumis tebal Polisi itu memberikan sensasi lebih untuknya,..
Lidah Polisi itu begitu liar menari di mulut Vaginanya, Kini jemari telunjuk pun diacungkan Oleh Polisi itu, Namun Feli tak menyadarinya sampai Jemari itu mulai mengoreki kemaluannya?
“Ooooohhh” Ketika Jemari itu mulai masuk ke Vaginanya,.. Jemari itu saja sudah cukup besar, belum lagi Polisi itu mengenakan Cincin Batu Akik yang besar, terkadang Cincin itu ikut masuk dalam Vaginanya, yang memberikan rasa sakit sekaligus nikmat baginya..
Jemari Polisi itu ditambah, hisapan-hisapan dan tangan-tangan kasar yang mengerayangi tubuhnya membuatnya makin tak sanggup lagi menahan birahinya,..Ketika polisi Gendut itu mulai menciuminya sudah tak ada lagi harga diri yang perlu dipertahankannya,.. dengan penuh Nafsu Feli mulai membalas Permainan Lidah Polisi Gendut itu,..
Mereka Terus Bercumbu disela-sela desah nikmat yang terselip diantara lidah-nya, Telenjuk Polisi itu semakin cepat meluncur dalam Vagina-nya yang mulai basaholeh ludah Polisi itu dan Cairan Vaginannya sendiri,..
Polisi Ambon itu pun makin Liar mempermainkan Dada Feli, dengan Kasar dia terus memilin serta menghisap Putting susunya seolah sedang menyusu, Sensasi itu menyadarkan dirinya akan Organsme yang akan segera mendera-nya..
Tersadar, Feli berusaha sekuat tenaga untuk menahan Organsme itu, Namun Vaginannya semakin basah yang membuat Polis berkumis makin lancar dan cepat menusuk-nusukan Jemarinya dalam Vagina Feli,..
Otot-otot vagina-nya mulai berdenyut?
“Oooohhhh” Tak kala Cairan Cinta-nya meluncur deras dari sela-sela Vaginanya, Organsme itu tak kuasa ditahannya, Tubuhnya langsung limbung, Polisi gendut itu berinisiatif membopong tubuh lemahnya ke sofa tadi dan menidurkan , sementara polisi berkumis itu tampak tak mempercayai pemandangan yang dilihatnya,..Cairan Cinta Feli yang meledak itu sangat banyak yang membuat sebagian dari cairan cinta itu mengenang di Lantai Kantor itu, sementara Jemari Polisi berkumis itu penuh oleh lendir cairan Cinta-nya..
Polisi Berkumis itu segera membuka pakainanya, penisnya yang lumayan besar tamapk sudah berdiri tegak, Melihatnya saja sudah membuat Felibergidik membayangkan Penis itu menyetubuhinya,..Polisi itu mengangkat pinggul Feli, sementara sebagian tubuh Feli masih terlentang di Sofa
Polisi itu mengangkat Pinggul Feli sampai ke pingganganya, Penisnya yang hitam Sudah mengacung seolah siap menyetubuhinya,..Perlahan jemari Polisi berkumis itu memoles Vagina Feli,..Feli hanya bisa menutup matanya, ketika perlahan Penis Polisi itu mulai masuk dalam Vaginanya,..
Penis Polisi itu membuatnya merasa sesak, penis itu sedikit demi sedikit mulai mengisi lubang kenikmatannya, rasa sakit yang menderanya mulai berubah menjadi kenikmatan perlahan Penis itu mulai memompa vagina Feli, perlahan namun makin cepat, sementara si Gendut mulai memereteli Pakaiannya,..Dia pun mendekati Feli yang sedang disetubuhi temannya itu,..
“Bos, Bagi-bagi donk..” kata si Gendut,..
“Minta Sepog aja sana!!” Kata si Kumis..
“Mau Ga??” Tanya si gendut pada Feli..
Feli pun mengelengkan kepalanya seolah jijik..
“Harus mau” Kata si Gendut sambil memasukan Penisnya dalam mulut Feli
Feli pun kelimpungan menerima Penis Gendut, yang walaupun tak besar, namun dia kaget juga ketika penis itu tiba-tiba menjejali mulutnya,..Sementar polisi berkumis segera membalikan tubuh Feli, dan menyetubuhi Feli dalam posisi Doggy, memudahkan Rekannya si Gendut yang duduk di sofa untuk menerima service dari Ratu Felisha..
Si Polisi Ambon pun ingin segera ikut teman-temannya, dia membuka pakaian dinasnya, namun dicegah oleh si Gendut, “Lu masih Kopral, ga boleh ikut-ikut!!”
Si Polisi Ambon pun terpaksa menuruti perintah atasanya dan duduk di kursinya, sambil menikmat teman-temanya menyetubuhi Artis Idolanya, sambil menahan Konak..
Polisi berkumis itu terus memompa penisnya dengan Kasar dalam Vagina Feli, Sementara Tangan Feli harus tetap mengocol Penis Polisi Gendut itu, Bibir Feli seolah talk pernah berhenti mendesah tak karuan, otot-otot Vaginannya seolah berdenyut tak karuan?
Polisi itu makin bernafsu memompa Feli yang mulai menghisap penis rekannya,..
“Lu Perek ya?? Iyakan?? Bener kan Artis-artis kaya lu banyak yang jadi Perek!!” Tanya Polisi itu..
“Engak,..hmmm,?ahhh” Ucapnya, berusaha mempertahankan harga diri dan Profesinya,..Namun apa yang dilakukannya seolah berbeda dengan ucapannya, Feli makin bernafsu menghisap Polisi Gendut ketika jempol Polisi berkumis mulai menari di muka Anusnya,.. Hisapannya yang makin bernafu membuat polisi Gendut itu hanya bisa menutup matanya menahan desah kenikmatan karena Deep Throat Feli,..
“Ughhhh..” Erang Polisi itu ketika Dia Meledak dalam vagina Veli,..Menerima Ledakan itu Feli pun ikut berorgansme, dia tak takut akan kehamilan, Karena sebagai Artis dia sudah melakukan suntik KB untuk kehamilan saat berjuang memperebutkan Order dengan Para Produser..
Tak lama setelah itu giliran Polisi Gendut yang meledak, Penisnya mengeras sebelum akhirnya spermanya meluncur deras ke wajah cantik Feli..Setelah itu Polisi Berkumis itu melepaskan penisnya dari dalam Vagina Feli, dan berpindah duduk, Tubuh lemah Feli hanya bisa tergeletak di lantai dengan Nafas tersengal, Kepalanya masih bersandar pada paha si Gendut yang terduduk santai di Sofa,sementara tangannya masih mengengam penis Si Gendut yang sudah terkulai lemah,..
Tak Lama Penis Si Gendut itu sudah dapat berdiri tegak lagi..Dinaikannya tubuh lemah Feli dalam pelukannya, Dia pun mengacungkan Penisnya ke Vagina Feli yang setengah duduk membelakanginya, Perlahan Feli pun menurunkan Duduknya sementara Penis Si Gendut yang tak seberapa besar mulai masuk dalam Vaginanya, Walaupun penis si Gendut ga Besar-besar amat, namun itu cukup untuk membuatnya kesakitan ketika penis itu mulai masuk perlahan dalam vaginanya yang sempit itu,..
Ketika Penis itu amblas seluruhnya dalam Vagina Feli, Si Gendut pun segera menampar pantat Feli seolah memacunya untuk segera mengerakan tubuhnya naik turun? Feli pun mulai mengerakan tubuhnya naik turun, dipacunya penis si Gendut, perlahan makin lama gerakan itupun makin cepat, sementar Si Polisi berkumis sudah mampu membuat penisnya berdiri tegak lagi dan menghampiri Feli yang sedang menyetubuhi temannya..
Polisi berkumis itu naik keatas sofa, tangannya mengarahkan wajah Feli yang tampak Horny kearah penisnya, Feli pun segera mersponse dengan memasukan penis itu dalam mulutnya,..Tangannya pun merogohi Kantong Penis Polisi itu, dengan bernafsu dia menyepong polisi itu tanpa rasa Jijik sedikitpun..
Polisi Gendut pun berusaha Membuat Feli makin bernafsu mengenjotnya, dia tun menyelipkan Jemarinya ke Vagin Feli dan mulai memijit Clitorisnya,..pijitan itu membuat Feli makin menikmati Pemerkosaan ini, dan membuatnya mengenjot Gendut makin Cepat,..Sementara tangan Si Gendut terus mengerayangi Payudaranya, dan tangan satunya menyodok dalam Vagina Feli,
Sensasi ini kembali membuat Birahinya naik, perlahan, Perasan itu makinmembesar seolah membuatnya akan meledak, Sementar si Gendut mulai ikut mengoyangkan pinggulnya, menambah sensasi yang dirasakanya, si Kumis pun mulai ikut menyodok-nyodokan penisnya dalam mulut Feli,..
“Oooooh?” Erang Feli ketika dia kembali berorgansme, tubuhnya mengelinjang sesaat, namun jemari si Gendut terus mengenjot Vagina Feli yang membuatnya kembali berorgansme untuk kesekian kalinya,..
“Gila gue ga nyangka bisa kaya gini..” Ujar Polisi berkumis itu menyaksikan Cairan Cinta Feli yang luber sampai membasahi sofa itu..Sementara itu tubuh Feli yang masih lemas itu kembali digenjot si Gendut nafasnya tersengal, ketika Penis itu kembali menyetubuhinya, sementara Penis kumis kembali maju mundur dalam mulutnya?
Tak lama, Giliran Polisi berkumis yang tak sanggup menahan Ledakannya, Dia pun meledak dalam mulut Feli, sebagian Spermanya bahkan meluncur langsung kedalam Mulut Feli yang membuatnya tersedak, namun Poli itu segera meutup mulut Feli, dan menyuruh Feli untuk menelan seluruh Spermanya,..Dengan Terpaksa Feli pun menuruti kemauan Polisi itu,..
Si Gendut Berganti Posisi, Ditidurkannya tubuh molek Feli ke sofa, dan mengangkat satu kakinya, Dan kembali mengenjot Feli dengan Bernafsu..
Perutnya yang gendut bertubrukan dengan Paha Feli yang Mulus, menimbulkan bunyi yangnyaring,..Sementara Lemak Polisi itu bergoyang kesana-kemari,..Payudara feli pun ikut terpelanting kesana kemari,..
Feli hanya bisa mendesah menikmati permainan si Gendut sementara tangan si Gendut mulai menari di Clitoris Feli yang membuatnya makin kenikmatan, Tanpa sadar jemari Feli mulai memainkan Putingnya sendiri..
Si Gendut terus mengenjot sampai akhirnya Feli kembali berorgansme yang membuat Otot-otot vaginanya mengejang dan membuat polisi Gendut itu pun ikut meledak dalam vagina Feli…
Sperma yang bercampur cairan Cinta Feli mengalir disela-sela Vaginanya, sementara itu Feli mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, Polisi itu pun menarik penisnya dari dalam Vagina Feli, dia pun beranjak menuju tempat temannya, sementar Feli merebahkan dirinya di Sofa itu. Tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya
Jumat, 19 November 2010
Siang Guru, Malam Pelacur
Aneh seorang guru yang mengajarkan norma dan aturan sosial kepada murid-muridnya, bagaimana bisa menjadi seorang pelacur yang jelas-jelas menentang semua norma yang ia ajarkan, apakah karena alasan ekonomi atau masalah kebutuhan akan seks yang menyebabkan ini terjadi mari kita ikuti kisah berikut ini.
Juni Rosa permepuan berumur 31 tahun mempunyai pekerjaan sebagai seorang guru di sekolah swasta ternama di Surabaya. Rosa telah menikah dengan pria bernama Suhendra yang pekerjaannya adalah teknisi di pengeboran minyak lepas pantai milik perusahaan asing yang hanya bisa pulang 5-6 bulan sekali.
Rosa bertekad memulai profesinya sebagai High Class Call Girl saat ia tahu melihat bukti bahwa suaminya main belakang, selama bekerja di lepas pantai Suhendra suka membawa gadis-gadis nakal. Hal ini ia ketahui dari teman suaminya yang mempunyai dendam terhadapa suaminya, teman suaminya itu menunjukan beberapa foto hasil jepretannya sendiri yang berisikan foto suaminya sedang memluk dan mencium mesra gadis-gadis nakal.
Rosa memulai kariernya di bidang pelacuran kelas tinggi dengan memasang sebuah iklan di koran, begini bunyi iklannya "Massage Maria, cantik dan berpengalaman menerima panggilan hub. 0812160700X ", dengan nama samaran Maria maka dimulailah petualangan terlarang Bu guru kita ini.
SMS mulai mengalir ke handphone Rosa yang berisikan panggilan panggilan tapi ada juga SMS yang berisikan kalimat-kalimat porno, Rosa tidak menanggapi semua SMS itu karena hal itu akan membuang waktu saja begitu juga dengan percakapan dengan calon-calon kliennya semua gagal mencapai kata sepakat. Karena harga yang ditetapkan oleh Rosa sangat tinggi yaitu 1,5 juta sekali datang, tentu saja jarang yang berani memboking Rosa.
Sampai suatu saat ada panggilan HP yang masuk saat ia mengajar di kelasnya
"Permisi anak-anak ibu mau terima telpon dulu jangan ramai ya!"kemudian Rosa berjalan keluar kelas dan menerima panggilan itu.
"Hallo Maria? " terdengar suara berat seorang lelaki0
"Ya dengan siapa Pak? "
"Berapa tarif kamu semalam? "
"1,5 juta bayar di muka, tidak kurang dari itu "
"Ok done deal, kita ketemu di Kafe Bon Ami, Darmo Selatan jam 18.30 nanti malam sampai disana langsung miss call aku ya bye ..tut tut tut"
Dalam hati Rosa merasa berdebar dan aneh karena ini adalah pertama kalinya ia akan mendapatkan panggilan serius dan anehnya orang tersebut tidak menawar harga yang ia ajukan, Rosa termenung memikirkan telepon yang baru saja ia terima sampai seorang muridnya menegur
"Bu, Ibu sakit ya? " tanya seorang muridnya
"Oh nggak apa-apa kok, ayo masuk lagi" sambil memegang pundak muridnya
Setelah selesai mengajar Rosa segera pulang dan mempersiapkan diri, ia mandi dan berdandan secantik mungkin tapi tidak menor, dengan mengenakan gaun malam warna hitam yang anggun, Rosa berangkat ke Bon Ami menggunakan taksi.
Rasa berdebar semakin menjadi saat ia memasuki kafe dan dengan tangan sedikit gemetar ia memanggil no. HP lelaki yang tadi siang menelponnya segera saja terdengar bunyi handphone di pojok ruangan yang rupanya sengaja di taruh di atas meja oleh pemiliknya.
Mata Rosa memandang ke arah sumber bunyi tersebut dan melihat lelaki berumur 45 tahun keturunan cina dengan pakaian necis dan berkacamata minus yang melambaikan tangan seolah olah sudah mengenal dirinya
"Hi Maria, silahkan duduk disini "
Ujar lelaki itu sambil berdiri menjabat tangan Maria yang tak lain adalah nama samaran Rosa.
"Ok kita makan dulu atau langsung pergi nih? " tanya lelaki itu.
"Kita bisa langsung pergi setelah pembayaran di lakukan " ujar Rosa ketus
"Wow santai saja non jangan takut ini aku bayar sekarang "
Sebuah amplop coklat disodorkan dan langsung di buka dan dihitung oleh Rosa
"Ok 1,5 juta kita berangkat, omong omong nama bapak siapa " tanya Rosa
"Teman-teman memanggil aku A Cun, yuk berangkat "
A Cun menggandeng tangan Rosa dengan mesra seperti istrinya sendiri.
Dengan menggunakan mercy new eyes, A Cun membawa Rosa meninggalkan kafe dengan santai tapi pasti mobil dibawa menuju ke arah daerah perumahan elit di daerah Dharmahusada. Ketika sampai di depan sebuah rumah mewah dengan pagar tinggi A Cun membunyikan klaksonnya, pagar besi itu terbuka secara otomatis meskipun tidak tampak orang di halaman rumah mewah itu, setelah mobil masuk sampai di teras rumah seseorang dengan seragam batik berlari kecil menghampiri mobil.
"Selamat datang Koh A Cun "sambil membukakan pintu mobil.
"Yang lainnya sudah pada kumpul toh, Yok? " tanya Koh A Cun pada lelaki berseragam itu
"Sudah Pak, silahkan Pak " kata petugas yang bernama Yoyok ini .
Mobil A Cun segera dibawa untuk di parkir oleh yoyok yang rupanya bertugas sebagai valet service. Acun dan Rosa langsung masuk ke dalam rumah mewah itu
"Ini rumah Koh A Cun " tanya Rosa kagum melihat ruang tamu yang besar dan dipenuhi barang mewah
"Oh bukan, ini rumah perkumpulan semacam klub bagi kami untuk melepas kepenatan" ucap Koh Acun seraya membuka pintu ruang tengah yang di dalamnya berisi 3 orang lelaki dan 3 perempuan.
Di ruangan itu tersedia 5 kasur king size, 2 meja biliard, 3 set sofa mewah dan sebuah mini bar yang tertata apik serasi dengan ruang yang relatif besar itu, dari suasana ruangan sudah dapat diperkirakan bahwa ruangan ini sering di pakai sebagai ajang maksiat .
"Hoi Cun, lama sekali kamu, dapet barang baru ya?" tanya seorang lelaki cina berumur 56 tahun yang di panggil Koh A Liong.
"Ah nggak enak ah ngomong gitu di depan orang " elak A Cun
"Koh A Cun, mending kamu kasih Mbak ini buat aku saja, kamu pake saja salah satu SPG yang aku bawa" ucap lelaki berbadan gemuk besar dan berkulit sawo matang yang dipanggil dengan panggilan Pak Angkoro.
A Cun mengamati SPG yang ditawarkan padanya, diantara tiga SPG itu ada satu yang paling menarik hatinya yaitu Lyvia Go. SPG berumur 21 tahun berdarah cina dengan tinggi 168 cm dan berat 48 kg berwajah mirip Ineke, dengan penampilannya yang mengenakan rok super mini dengan atasan kemeja ketat nan tipis membuat A Cun tak mampu menolak tawaran Pak Angkoro
"Ok deh, Pak Angkoro boleh ambil Maria, saya pinjam Lyvia " sahut acun sambil langsung menarik pinggang Lyvia dan mereka berdua melakukan deep kissing yang sangat panas sampai terdengar lenguhan lenguhan nafas mereka.
Lyvia yang diciumi dengan ganas segera membalas ciuman itu sambil membuka kancing kemejanya yang seakan tak muat menampung payudaranya yang montok. Dengan rakus Koh A Cun memelorotkan BH Lyvia dan menghisap puting berwarna coklat muda itu, sambil bercumbu tangan Koh Acun bergerak melingkar pinggang Lyvia dan melepas kait rok mini dan meloloskan rok itu turun sehingga kini Lyvia Go hanya mengenakan BH yang sudah tidak menutupi payudaranya dan sebuah celana dalam berwana putih berenda tipis yang sangat seksi sekali melekat di tubuhnya yang putih bak mutiara.
Dengan sekali angkat tubuh Lyvia Go dibawa Koh ACun menuju ranjang terdekat, lalu menelentangkannya sambil meloloskan celana dalam seksi itu dari tempatnya sehingga tampaklah kemaluan Lyvia yang sudah dicukur bersih, tanpa membuang waktu A Cun segera menjilat dan menusuk nusukkan lidahnya ke dalam vagina Lyvia yang diikuti dengan erangan nikmat dari Lyvia.
"Ahh, aduh enak Koh, dasyat aargh "
"Enak ya Go? Kamu sudah berapa kali ngeseks selama jadi SPG " tanya A Cun sambil mengocok vagina Lyvia dengan dua jari sambil terkadang menggosok kelentit mungil itu dengan jempolnya.
"Ini yang ke tu..juh aah hi hi hi aduh geli Koh "
"Yang pertama ama siapa " selidik A Cun mencari cari daerah g-spot dengan ujung jarinya
"Yang pertamaa, aduh yah yah aauh disitu Koh enak, yang pertama sama Pak Angkoro di WC showroom aah"
Untuk mengakhiri pemanasan ini maka A Cun menempelkan lidahnya di kelentit Lyvia, kemudian menggeleng-gelengkan dan memutar-mutar kepalanya dengan lidah tetap menempel di kelentit. Menerima rangsangan dasyat itu tubuh Lyvia melengkung bagai busur panah yang siap melesatkan anak panahnya.
"Aduh Koh A Cun, aargh masukin sekarang Koh jangan siksa aku lebih lama lagi hm? ".
Melihat Lyvia sudah terangsang berat maka Koh A Cun segera menghentikan permainan oralnya dan melepas bajunya sendiri dengan cepat, Lyvia yang melihat Koh A Cun melepas bajunya kagum melihat badan Koh Acun yang berotot, dadanya yang bidang dan perutnya yang terbagi 8 kotak sangat seksi di mata Lyvia yang biasanya melayani Pak Angkoro yang gendut. Semakin bernafsu untuk segera bersetubuh maka Lyvia Go membantu melepas celana Koh A Cun dan betapa kagetnya Lyvia Go ketika celana itu merosot langsung nongol benda sepanjang 16.5 cm (wah ternyata Koh A Cun tidak pakai celana dalam loh, tapi dengan tidak memakai celana dalam juga sangat baik bagi kesuburan pria kata Pak dokter).
Dengan posisi kaki yang di buka lebar lebar, Lyvia menanti Koh Acun sambil tangan kanannya menggosok gosok klitorisnya sendiri, Koh Acun mengambil posisi di tengah tengah kaki Lyvia yang terbuka lebar dan mengarahkan penisnya di muka pintu gerbang kewanitaan Lyvia
"Aku masukin ya Lyv?"
"Sini kubantu Koh " Lyvia memegang penis A Cun dan mengarahkannya ke liang senggamanya
"Seret banget ya Lyv, jadi susah masuk nih"
"Koh jangan bercanda melulu ah, kapan masuknya?"
"Ya udah nih rasain Lyv"
"Aauh aah aah pelan dikit Koh "
Akhirnya pelan tapi selamat, penis Koh A Cun amblas ke dalam vagina Lyvia dan permainan kuda kudaan khusus dewasapun dimulai, Koh A Cun memaju mundurkan pantatnya dengan tempo sedang sambil memegang kedua betis Lyvia sebagai tumpuan tangannya .
Beralih ke ibu guru kita yaitu Rosa Maria yang cuma bengong melihat permainan permainan liar di sekelilingnya.
"Wah suasananya panas ya? " Pak Angkoro menegur Rosa Maria yang bengong
"Ah nggak juga Pak, kan ada AC" balas Rosa risih
"Nggak panas gimana, coba kamu lihat orang orang itu pada telanjang ngapain coba?"
"Eeng eeng gimana ya Pak "
"Eng eng eng apa, ayo lepas bajumu, kamukan sudah di bayar toh? "
Rosa merasa harga dirinya diinjak-injak, di dalam hati Rosa Maria berkata "Aku adalah seorang guru yang dihormati dan disegani oleh anak didik dan rekan sekerjaku kenapa demi dendam pada suami aku harus menjerumuskan diriku ke dalam lembah nista tapi sudah terlambat", air mata mulai menetes di pipi Rosa.
"Wah, kok malah nangis iki piye? Waduh!!" Pak Angkoro mengelus-elus perutnya yang besar karena bingung.
"Nggak Pak, ayo kita mulai aja permainan ini " Rosa mengusap air matanya.
"Ya gitu dong, itu baru semangat profesional jangan nangis lagi ya "
Rosa membuka gaun malamnya dengan pedih dan rasa hampa, demikian juga Pak Angkoro beliau membuka seluruh pakaiannya memperlihatkan tubuhnya yang gemuk dan hitam.
"Sini Ros, bapak akan membuat kamu melayang layang " pangil Pak Angkoro
Rosa yang masih malu dan canggung menutup tubuhnya yang bugil dengan tangannya sedapat mungkin sambil melangkah ke arah Pak Angkoro
"Wah kok malu malu gitu, jangan kuatir Ros bapak nggak akan kasar kasar sama kamu ", Pak Angkoro memandang tubuh Rosa dari atas ke bawah. Jakunnya naik turun memandang tubuh Rosa yang menggiurkan, kulitnya yang kuning langsat bagai kulit putri kraton meskipun tidak seputih Lyvia tapi pancaran erotik dari mata Rosa bagai sinar pancasona pusaka tanah jawa. Dan cara gerak Rosa Maria sungguh membangkitkan gairah, keayuan khas gadis jawa terpancar dari setiap lekuk tubuhnya dan terutama payudaranya yang berwarna kuning gading sungguh mengundang birahi lelaki manapun yang melihatnya.
Dengan lembut Pak Angkoro meletakan kedua telapak tangannya di atas payudara Rosa dan mulai memijat lembut sambil perlahan ia melekatkan bibirnya ke bibir Rosa yang sensual di lumatnya bibir Rosa, semakin lama semakin panas sampai kedua tubuh itu seolah menjadi satu, Pak Angkoro melingkarkan tangannya ke pinggang Rosa dan menariknya sampai lekat pada tubuhnya dan mencumbu Rosa dengan penuh nafsu. Dihisap dan dimasukannya lidahnya kedalam relung relung mulut Rosa sehingga mau tak mau Rosa membalas pagutan-pagutan liar itu.
Hasrat kewanitan Rosa benar-benar dibangkitkan oleh Pak Angkoro yang berlaku seperti kuda jantan dan mendominasi seriap permainan ini. Rosa mulai merasakan hawa panas naik dari dadanya ke ubun-ubun yang membuat Rosa semakin tak berdaya melawan hawa maksiat yang begitu kental dalam ruangan ini sehingga akhirnya Rosapun terlarut dalam hawa maksiat itu.
"Ros aku minta dioral dong " sambil menyodorkan penis hitamnya yang berdiameter 5 cm dengan panjang 14 cm.
"Nggak ah Pak, jijik saya! ih! "
"Wah kamu kudu profesional Ros, kalau kerja jangan setengah-setengah gitu dong, gini aja kamu tak oral kalau sampai kamu orgasme berarti kamu kudu ngoral aku yah? "
Belum sempat Rosa menjawab Pak Angkoro telah menyelusupkan kepala diselangkangan Rosa dan mulai melancarkan segala jurus simpanannya mulai dari jilat, tusuk sampai jurus blender yang memnyapu rata seluruh dinding permukaan vagina Rosa sehingga dalam waktu 7 menit Rosa sudah di buat kejang-kejang.
"Oooh Pak oouh oh pa..ak" Rosa meregangkan ototnya sampai batas maksimal.
"Tuh kamu udah orgasme, nggak bisa bohong sekarang giliranmu" ucap Pak Angkoro senang
Pak Angkoro menarik kepala Rosa dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegang penisnya sendiri sambil mengocok ringan, setelah mulut Rosa dalam jangkauan tembak Pak Angkoro segera menjejalkan penisnya ke dalam mulut Rosa
"Ayo dong Rosa" Pak Angkoro menyuapkan penisnya seperti menyuapkan makanan pada anak kecil, setelah penisnya berada dalam mulut Rosa maka dengan menjambak rambut Rosa Pak Angkoro memaju mundurkan kepala Rosa
"Ehm ehm Pak Angko.. ehm ehm" Rosa berusaha berbicara tapi malah tersenggal senggal
"Udah diam aja deh Ros jangan banyak bicara emut!"
Setelah lima menit berjalan Rosa akhirnya secara mandiri mengulum ujung penis Pak Angkoro, sementara tangannya mengocok dengan kasar pangkal penis Pak Angkoro.
"Yes gitu Ros, wah kamu lebih hebat dari istriku loh, mau gak kamu jadi gundikku?" Pak Angkoro berbicara ngawur karena keenakan dioral Rosa. Merasa jenuh dengan permainan oral akhirnya Rosa meminta untuk bercinta.
"Udahan dong Pak, kita ngesks yang bener aja ya?" tanya Rosa dengan halus
"Ok, kamu yang minta loh"
Pak Angkoro menarik Rosa yang tadinya mengoral dia dalam posisi jongkok menuju meja biliard dan menyuruh Rosa menumpukan kedua tangannya menghadap meja bilirad sementara Pak Angkoro yang berada di belakang Rosa mengatur posisi sodokan perdananya.
"Ros nungging dikit dong, ya gitu sip!" Pak Angkoro mengelus pantat Rosa yang bahenol kemudian mengarahkan senjatanya ke vagina Rosa.
"Aaouh Pak Angkoro, pelan Pak sakit penisnya bapak sih kegedean " ucap Rosa setengah meledek.
"Wah kamu itu muji apa menghina Ros? mungkin vaginamu yang kekecilan Ros" Pak Angkoro membalas ejekan rosa dengan menarik pinggul Rosa ke belakang secara cepat maka amblaslah seluruh penis Pak Angkoro.
"Auuw gede banget, aauw aah " Rosa mulai menggoyang pinggulnya berusaha menyeimbangi goyangan Pak Angkoro
Pak Angkoro membenamkan penisnya dalam-dalam dengan menarik pinggul Rosa kebelakang, dengan penis masih tertancap di vagina Rosa kemudian Pak Angkoro memutar pinggulnya membentuk lingkaran sehingga penis yang didalam vagina Rosa menggencet dan menggesek setiap syaraf syaraf nikmat di dinding vagina .
"Aauh, Rosa keluar ahh" Rosa mengalami orgasme yang menyebabkan setiap otot di tubuh Rosa mengencang sehingga tubuhnya kelojotan tidak terkendali.
"Loh Ros, kok sudah KO, belum 10 menit kok udah orgasme wah ini kalau cowok namanya edi, ejakulasi dini kalau kamu berarti menderita odi orgasme dini, ayo terusin sampai aku keluar juga "
Pak Angkoro mengganti posisi bersenggama dengan mengangkat tubuh Rosa dan menidurkannya di meja biliard. Kemudian kaki rosa dibentangkan oleh Pak angkoro lebar-lebar dan dengan kekuatan penuh penis besar itu menerjang mendobrak pintu kewanitaan Rosa, sampai-sampai klitorisnya ikut tertarik masuk, Rosa yang masih dalam keadaan orgasme makin menggila menerima sodokan itu sehingga secara refleks rosa mencakar bahu Pak angkoro.
"Oouchh Rosa kamu ini apa-apaan sih, kok main cakar-cakaran segala?"
"Oouh aash sorry, abis rosa nggak tahan sih ama sodokannya Mas yang begitu perkasa" bujuk rosa agar Pak angkoro tidak marah.
"Jangan cakar lagi ya, kalo tidak rasain ini" Pak Angkoro menggigit puting Rosa dengan lembut tapi sedikit menyakitkan.
"Aauw nakal deh" ucap rosa sambil menggoyangkan pinggulnya sendiri agar penis Pak Angkoro tetap menggesek dinding vaginanya.
Dalam waktu singkat Rosa yang mula-mula seorang guru telah berevolusi menjadi pelacur kelas tinggi yang benar benar profesional baik dari kebinalan maupun ucapannya, semua sudah berubah Rosa kini benar benar seorang pelacur sejati.
Juni Rosa permepuan berumur 31 tahun mempunyai pekerjaan sebagai seorang guru di sekolah swasta ternama di Surabaya. Rosa telah menikah dengan pria bernama Suhendra yang pekerjaannya adalah teknisi di pengeboran minyak lepas pantai milik perusahaan asing yang hanya bisa pulang 5-6 bulan sekali.
Rosa bertekad memulai profesinya sebagai High Class Call Girl saat ia tahu melihat bukti bahwa suaminya main belakang, selama bekerja di lepas pantai Suhendra suka membawa gadis-gadis nakal. Hal ini ia ketahui dari teman suaminya yang mempunyai dendam terhadapa suaminya, teman suaminya itu menunjukan beberapa foto hasil jepretannya sendiri yang berisikan foto suaminya sedang memluk dan mencium mesra gadis-gadis nakal.
Rosa memulai kariernya di bidang pelacuran kelas tinggi dengan memasang sebuah iklan di koran, begini bunyi iklannya "Massage Maria, cantik dan berpengalaman menerima panggilan hub. 0812160700X ", dengan nama samaran Maria maka dimulailah petualangan terlarang Bu guru kita ini.
SMS mulai mengalir ke handphone Rosa yang berisikan panggilan panggilan tapi ada juga SMS yang berisikan kalimat-kalimat porno, Rosa tidak menanggapi semua SMS itu karena hal itu akan membuang waktu saja begitu juga dengan percakapan dengan calon-calon kliennya semua gagal mencapai kata sepakat. Karena harga yang ditetapkan oleh Rosa sangat tinggi yaitu 1,5 juta sekali datang, tentu saja jarang yang berani memboking Rosa.
Sampai suatu saat ada panggilan HP yang masuk saat ia mengajar di kelasnya
"Permisi anak-anak ibu mau terima telpon dulu jangan ramai ya!"kemudian Rosa berjalan keluar kelas dan menerima panggilan itu.
"Hallo Maria? " terdengar suara berat seorang lelaki0
"Ya dengan siapa Pak? "
"Berapa tarif kamu semalam? "
"1,5 juta bayar di muka, tidak kurang dari itu "
"Ok done deal, kita ketemu di Kafe Bon Ami, Darmo Selatan jam 18.30 nanti malam sampai disana langsung miss call aku ya bye ..tut tut tut"
Dalam hati Rosa merasa berdebar dan aneh karena ini adalah pertama kalinya ia akan mendapatkan panggilan serius dan anehnya orang tersebut tidak menawar harga yang ia ajukan, Rosa termenung memikirkan telepon yang baru saja ia terima sampai seorang muridnya menegur
"Bu, Ibu sakit ya? " tanya seorang muridnya
"Oh nggak apa-apa kok, ayo masuk lagi" sambil memegang pundak muridnya
Setelah selesai mengajar Rosa segera pulang dan mempersiapkan diri, ia mandi dan berdandan secantik mungkin tapi tidak menor, dengan mengenakan gaun malam warna hitam yang anggun, Rosa berangkat ke Bon Ami menggunakan taksi.
Rasa berdebar semakin menjadi saat ia memasuki kafe dan dengan tangan sedikit gemetar ia memanggil no. HP lelaki yang tadi siang menelponnya segera saja terdengar bunyi handphone di pojok ruangan yang rupanya sengaja di taruh di atas meja oleh pemiliknya.
Mata Rosa memandang ke arah sumber bunyi tersebut dan melihat lelaki berumur 45 tahun keturunan cina dengan pakaian necis dan berkacamata minus yang melambaikan tangan seolah olah sudah mengenal dirinya
"Hi Maria, silahkan duduk disini "
Ujar lelaki itu sambil berdiri menjabat tangan Maria yang tak lain adalah nama samaran Rosa.
"Ok kita makan dulu atau langsung pergi nih? " tanya lelaki itu.
"Kita bisa langsung pergi setelah pembayaran di lakukan " ujar Rosa ketus
"Wow santai saja non jangan takut ini aku bayar sekarang "
Sebuah amplop coklat disodorkan dan langsung di buka dan dihitung oleh Rosa
"Ok 1,5 juta kita berangkat, omong omong nama bapak siapa " tanya Rosa
"Teman-teman memanggil aku A Cun, yuk berangkat "
A Cun menggandeng tangan Rosa dengan mesra seperti istrinya sendiri.
Dengan menggunakan mercy new eyes, A Cun membawa Rosa meninggalkan kafe dengan santai tapi pasti mobil dibawa menuju ke arah daerah perumahan elit di daerah Dharmahusada. Ketika sampai di depan sebuah rumah mewah dengan pagar tinggi A Cun membunyikan klaksonnya, pagar besi itu terbuka secara otomatis meskipun tidak tampak orang di halaman rumah mewah itu, setelah mobil masuk sampai di teras rumah seseorang dengan seragam batik berlari kecil menghampiri mobil.
"Selamat datang Koh A Cun "sambil membukakan pintu mobil.
"Yang lainnya sudah pada kumpul toh, Yok? " tanya Koh A Cun pada lelaki berseragam itu
"Sudah Pak, silahkan Pak " kata petugas yang bernama Yoyok ini .
Mobil A Cun segera dibawa untuk di parkir oleh yoyok yang rupanya bertugas sebagai valet service. Acun dan Rosa langsung masuk ke dalam rumah mewah itu
"Ini rumah Koh A Cun " tanya Rosa kagum melihat ruang tamu yang besar dan dipenuhi barang mewah
"Oh bukan, ini rumah perkumpulan semacam klub bagi kami untuk melepas kepenatan" ucap Koh Acun seraya membuka pintu ruang tengah yang di dalamnya berisi 3 orang lelaki dan 3 perempuan.
Di ruangan itu tersedia 5 kasur king size, 2 meja biliard, 3 set sofa mewah dan sebuah mini bar yang tertata apik serasi dengan ruang yang relatif besar itu, dari suasana ruangan sudah dapat diperkirakan bahwa ruangan ini sering di pakai sebagai ajang maksiat .
"Hoi Cun, lama sekali kamu, dapet barang baru ya?" tanya seorang lelaki cina berumur 56 tahun yang di panggil Koh A Liong.
"Ah nggak enak ah ngomong gitu di depan orang " elak A Cun
"Koh A Cun, mending kamu kasih Mbak ini buat aku saja, kamu pake saja salah satu SPG yang aku bawa" ucap lelaki berbadan gemuk besar dan berkulit sawo matang yang dipanggil dengan panggilan Pak Angkoro.
A Cun mengamati SPG yang ditawarkan padanya, diantara tiga SPG itu ada satu yang paling menarik hatinya yaitu Lyvia Go. SPG berumur 21 tahun berdarah cina dengan tinggi 168 cm dan berat 48 kg berwajah mirip Ineke, dengan penampilannya yang mengenakan rok super mini dengan atasan kemeja ketat nan tipis membuat A Cun tak mampu menolak tawaran Pak Angkoro
"Ok deh, Pak Angkoro boleh ambil Maria, saya pinjam Lyvia " sahut acun sambil langsung menarik pinggang Lyvia dan mereka berdua melakukan deep kissing yang sangat panas sampai terdengar lenguhan lenguhan nafas mereka.
Lyvia yang diciumi dengan ganas segera membalas ciuman itu sambil membuka kancing kemejanya yang seakan tak muat menampung payudaranya yang montok. Dengan rakus Koh A Cun memelorotkan BH Lyvia dan menghisap puting berwarna coklat muda itu, sambil bercumbu tangan Koh Acun bergerak melingkar pinggang Lyvia dan melepas kait rok mini dan meloloskan rok itu turun sehingga kini Lyvia Go hanya mengenakan BH yang sudah tidak menutupi payudaranya dan sebuah celana dalam berwana putih berenda tipis yang sangat seksi sekali melekat di tubuhnya yang putih bak mutiara.
Dengan sekali angkat tubuh Lyvia Go dibawa Koh ACun menuju ranjang terdekat, lalu menelentangkannya sambil meloloskan celana dalam seksi itu dari tempatnya sehingga tampaklah kemaluan Lyvia yang sudah dicukur bersih, tanpa membuang waktu A Cun segera menjilat dan menusuk nusukkan lidahnya ke dalam vagina Lyvia yang diikuti dengan erangan nikmat dari Lyvia.
"Ahh, aduh enak Koh, dasyat aargh "
"Enak ya Go? Kamu sudah berapa kali ngeseks selama jadi SPG " tanya A Cun sambil mengocok vagina Lyvia dengan dua jari sambil terkadang menggosok kelentit mungil itu dengan jempolnya.
"Ini yang ke tu..juh aah hi hi hi aduh geli Koh "
"Yang pertama ama siapa " selidik A Cun mencari cari daerah g-spot dengan ujung jarinya
"Yang pertamaa, aduh yah yah aauh disitu Koh enak, yang pertama sama Pak Angkoro di WC showroom aah"
Untuk mengakhiri pemanasan ini maka A Cun menempelkan lidahnya di kelentit Lyvia, kemudian menggeleng-gelengkan dan memutar-mutar kepalanya dengan lidah tetap menempel di kelentit. Menerima rangsangan dasyat itu tubuh Lyvia melengkung bagai busur panah yang siap melesatkan anak panahnya.
"Aduh Koh A Cun, aargh masukin sekarang Koh jangan siksa aku lebih lama lagi hm? ".
Melihat Lyvia sudah terangsang berat maka Koh A Cun segera menghentikan permainan oralnya dan melepas bajunya sendiri dengan cepat, Lyvia yang melihat Koh A Cun melepas bajunya kagum melihat badan Koh Acun yang berotot, dadanya yang bidang dan perutnya yang terbagi 8 kotak sangat seksi di mata Lyvia yang biasanya melayani Pak Angkoro yang gendut. Semakin bernafsu untuk segera bersetubuh maka Lyvia Go membantu melepas celana Koh A Cun dan betapa kagetnya Lyvia Go ketika celana itu merosot langsung nongol benda sepanjang 16.5 cm (wah ternyata Koh A Cun tidak pakai celana dalam loh, tapi dengan tidak memakai celana dalam juga sangat baik bagi kesuburan pria kata Pak dokter).
Dengan posisi kaki yang di buka lebar lebar, Lyvia menanti Koh Acun sambil tangan kanannya menggosok gosok klitorisnya sendiri, Koh Acun mengambil posisi di tengah tengah kaki Lyvia yang terbuka lebar dan mengarahkan penisnya di muka pintu gerbang kewanitaan Lyvia
"Aku masukin ya Lyv?"
"Sini kubantu Koh " Lyvia memegang penis A Cun dan mengarahkannya ke liang senggamanya
"Seret banget ya Lyv, jadi susah masuk nih"
"Koh jangan bercanda melulu ah, kapan masuknya?"
"Ya udah nih rasain Lyv"
"Aauh aah aah pelan dikit Koh "
Akhirnya pelan tapi selamat, penis Koh A Cun amblas ke dalam vagina Lyvia dan permainan kuda kudaan khusus dewasapun dimulai, Koh A Cun memaju mundurkan pantatnya dengan tempo sedang sambil memegang kedua betis Lyvia sebagai tumpuan tangannya .
Beralih ke ibu guru kita yaitu Rosa Maria yang cuma bengong melihat permainan permainan liar di sekelilingnya.
"Wah suasananya panas ya? " Pak Angkoro menegur Rosa Maria yang bengong
"Ah nggak juga Pak, kan ada AC" balas Rosa risih
"Nggak panas gimana, coba kamu lihat orang orang itu pada telanjang ngapain coba?"
"Eeng eeng gimana ya Pak "
"Eng eng eng apa, ayo lepas bajumu, kamukan sudah di bayar toh? "
Rosa merasa harga dirinya diinjak-injak, di dalam hati Rosa Maria berkata "Aku adalah seorang guru yang dihormati dan disegani oleh anak didik dan rekan sekerjaku kenapa demi dendam pada suami aku harus menjerumuskan diriku ke dalam lembah nista tapi sudah terlambat", air mata mulai menetes di pipi Rosa.
"Wah, kok malah nangis iki piye? Waduh!!" Pak Angkoro mengelus-elus perutnya yang besar karena bingung.
"Nggak Pak, ayo kita mulai aja permainan ini " Rosa mengusap air matanya.
"Ya gitu dong, itu baru semangat profesional jangan nangis lagi ya "
Rosa membuka gaun malamnya dengan pedih dan rasa hampa, demikian juga Pak Angkoro beliau membuka seluruh pakaiannya memperlihatkan tubuhnya yang gemuk dan hitam.
"Sini Ros, bapak akan membuat kamu melayang layang " pangil Pak Angkoro
Rosa yang masih malu dan canggung menutup tubuhnya yang bugil dengan tangannya sedapat mungkin sambil melangkah ke arah Pak Angkoro
"Wah kok malu malu gitu, jangan kuatir Ros bapak nggak akan kasar kasar sama kamu ", Pak Angkoro memandang tubuh Rosa dari atas ke bawah. Jakunnya naik turun memandang tubuh Rosa yang menggiurkan, kulitnya yang kuning langsat bagai kulit putri kraton meskipun tidak seputih Lyvia tapi pancaran erotik dari mata Rosa bagai sinar pancasona pusaka tanah jawa. Dan cara gerak Rosa Maria sungguh membangkitkan gairah, keayuan khas gadis jawa terpancar dari setiap lekuk tubuhnya dan terutama payudaranya yang berwarna kuning gading sungguh mengundang birahi lelaki manapun yang melihatnya.
Dengan lembut Pak Angkoro meletakan kedua telapak tangannya di atas payudara Rosa dan mulai memijat lembut sambil perlahan ia melekatkan bibirnya ke bibir Rosa yang sensual di lumatnya bibir Rosa, semakin lama semakin panas sampai kedua tubuh itu seolah menjadi satu, Pak Angkoro melingkarkan tangannya ke pinggang Rosa dan menariknya sampai lekat pada tubuhnya dan mencumbu Rosa dengan penuh nafsu. Dihisap dan dimasukannya lidahnya kedalam relung relung mulut Rosa sehingga mau tak mau Rosa membalas pagutan-pagutan liar itu.
Hasrat kewanitan Rosa benar-benar dibangkitkan oleh Pak Angkoro yang berlaku seperti kuda jantan dan mendominasi seriap permainan ini. Rosa mulai merasakan hawa panas naik dari dadanya ke ubun-ubun yang membuat Rosa semakin tak berdaya melawan hawa maksiat yang begitu kental dalam ruangan ini sehingga akhirnya Rosapun terlarut dalam hawa maksiat itu.
"Ros aku minta dioral dong " sambil menyodorkan penis hitamnya yang berdiameter 5 cm dengan panjang 14 cm.
"Nggak ah Pak, jijik saya! ih! "
"Wah kamu kudu profesional Ros, kalau kerja jangan setengah-setengah gitu dong, gini aja kamu tak oral kalau sampai kamu orgasme berarti kamu kudu ngoral aku yah? "
Belum sempat Rosa menjawab Pak Angkoro telah menyelusupkan kepala diselangkangan Rosa dan mulai melancarkan segala jurus simpanannya mulai dari jilat, tusuk sampai jurus blender yang memnyapu rata seluruh dinding permukaan vagina Rosa sehingga dalam waktu 7 menit Rosa sudah di buat kejang-kejang.
"Oooh Pak oouh oh pa..ak" Rosa meregangkan ototnya sampai batas maksimal.
"Tuh kamu udah orgasme, nggak bisa bohong sekarang giliranmu" ucap Pak Angkoro senang
Pak Angkoro menarik kepala Rosa dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegang penisnya sendiri sambil mengocok ringan, setelah mulut Rosa dalam jangkauan tembak Pak Angkoro segera menjejalkan penisnya ke dalam mulut Rosa
"Ayo dong Rosa" Pak Angkoro menyuapkan penisnya seperti menyuapkan makanan pada anak kecil, setelah penisnya berada dalam mulut Rosa maka dengan menjambak rambut Rosa Pak Angkoro memaju mundurkan kepala Rosa
"Ehm ehm Pak Angko.. ehm ehm" Rosa berusaha berbicara tapi malah tersenggal senggal
"Udah diam aja deh Ros jangan banyak bicara emut!"
Setelah lima menit berjalan Rosa akhirnya secara mandiri mengulum ujung penis Pak Angkoro, sementara tangannya mengocok dengan kasar pangkal penis Pak Angkoro.
"Yes gitu Ros, wah kamu lebih hebat dari istriku loh, mau gak kamu jadi gundikku?" Pak Angkoro berbicara ngawur karena keenakan dioral Rosa. Merasa jenuh dengan permainan oral akhirnya Rosa meminta untuk bercinta.
"Udahan dong Pak, kita ngesks yang bener aja ya?" tanya Rosa dengan halus
"Ok, kamu yang minta loh"
Pak Angkoro menarik Rosa yang tadinya mengoral dia dalam posisi jongkok menuju meja biliard dan menyuruh Rosa menumpukan kedua tangannya menghadap meja bilirad sementara Pak Angkoro yang berada di belakang Rosa mengatur posisi sodokan perdananya.
"Ros nungging dikit dong, ya gitu sip!" Pak Angkoro mengelus pantat Rosa yang bahenol kemudian mengarahkan senjatanya ke vagina Rosa.
"Aaouh Pak Angkoro, pelan Pak sakit penisnya bapak sih kegedean " ucap Rosa setengah meledek.
"Wah kamu itu muji apa menghina Ros? mungkin vaginamu yang kekecilan Ros" Pak Angkoro membalas ejekan rosa dengan menarik pinggul Rosa ke belakang secara cepat maka amblaslah seluruh penis Pak Angkoro.
"Auuw gede banget, aauw aah " Rosa mulai menggoyang pinggulnya berusaha menyeimbangi goyangan Pak Angkoro
Pak Angkoro membenamkan penisnya dalam-dalam dengan menarik pinggul Rosa kebelakang, dengan penis masih tertancap di vagina Rosa kemudian Pak Angkoro memutar pinggulnya membentuk lingkaran sehingga penis yang didalam vagina Rosa menggencet dan menggesek setiap syaraf syaraf nikmat di dinding vagina .
"Aauh, Rosa keluar ahh" Rosa mengalami orgasme yang menyebabkan setiap otot di tubuh Rosa mengencang sehingga tubuhnya kelojotan tidak terkendali.
"Loh Ros, kok sudah KO, belum 10 menit kok udah orgasme wah ini kalau cowok namanya edi, ejakulasi dini kalau kamu berarti menderita odi orgasme dini, ayo terusin sampai aku keluar juga "
Pak Angkoro mengganti posisi bersenggama dengan mengangkat tubuh Rosa dan menidurkannya di meja biliard. Kemudian kaki rosa dibentangkan oleh Pak angkoro lebar-lebar dan dengan kekuatan penuh penis besar itu menerjang mendobrak pintu kewanitaan Rosa, sampai-sampai klitorisnya ikut tertarik masuk, Rosa yang masih dalam keadaan orgasme makin menggila menerima sodokan itu sehingga secara refleks rosa mencakar bahu Pak angkoro.
"Oouchh Rosa kamu ini apa-apaan sih, kok main cakar-cakaran segala?"
"Oouh aash sorry, abis rosa nggak tahan sih ama sodokannya Mas yang begitu perkasa" bujuk rosa agar Pak angkoro tidak marah.
"Jangan cakar lagi ya, kalo tidak rasain ini" Pak Angkoro menggigit puting Rosa dengan lembut tapi sedikit menyakitkan.
"Aauw nakal deh" ucap rosa sambil menggoyangkan pinggulnya sendiri agar penis Pak Angkoro tetap menggesek dinding vaginanya.
Dalam waktu singkat Rosa yang mula-mula seorang guru telah berevolusi menjadi pelacur kelas tinggi yang benar benar profesional baik dari kebinalan maupun ucapannya, semua sudah berubah Rosa kini benar benar seorang pelacur sejati.
Balada BCL Dan 3 Office Boy
Hari itu tak pernah terbanyangkan oleh akrtis cantik dan sexy Bunga Citra Lestari. Aktris yang sering disapa Bunga itu telah memerangi dunia akting sebagai sumber penghasilannya. Telah beberapa film layar lebar yang diperankan olehnya sebagai peran utama. Tak salah jika pria diseluruh dunia menyukai aktris sexy itu.
Tak disangka, setelah beberapa kali menjadi peran utama di salah satu layar lebar ia telah melakukan hubungan seks dengan 3 orang office boy di salah satu perusahaan filmnya. Mulanya Bunga selesai syuting di salah satu film terbarunya. Sekitar pukul 11.29 ia baru selesai syuting. Lansung saja kru dan orang-orang yang berhubungan dengan film itu bersiap-siap untuk pulang. Setelah kurang lebih setengah jam, di sekitar tempat syuting sudah tidak terlihat orang lagi. Kecuali Bunga yang hendak ganti bajunya karena syuting tersebut dan 3 office boy yang masih sibuk membereskan perangkat syuting di tempat tersebut. Sebelum bunga ganti baju, ia hendak menelfon supirnya agar mengantarkannya pulang.
Tapi sebelum ia menelfon, terlihat 3 office boy menuju ke arahnya. Wajah mereka tampak kaget ketika mereka melihat Bunga hanya berpakaian teng-top dan celana pendek favoritnya, kelihatan BH berwarna hitamnya balapan dengan tali tengtopnya. Tapi mereka tidak menghiraukan itu, karena sebelumnya sudah sering melihat Bunga seperti itu. Salah satu diantara mereka langsung bertanya “Masih belum pulang non??”. Sambil sibuk memilih bajunya untuk diganti, bunga pun menjawab “Belum Denn…”. Ketiga office boy tersebut juga sedang sibuk menaruh peralatan syuting di ruangan Bunga. Lalu Bunga pun bergegas ke ruang ganti baju yang dekat dari situ. Bunga berbeda dari biasanya, Bunga terlihat cantik sekali karena make up-nya masih sedikit terlihat di wajahnya. Tanpa panjang lebar Bunga membuka pintu ruang ganti tersebut. Lalu kembali menutupnya. Sememntara di ruangan Bunga tadi, ke 3 OB itu masih berada di ruangannya, mereka melihat sebuah hand phone yang berbunyi di atas meja. Cepat saja salah satu dari mereka melihat ke HP yang berbunyi tersebut. Ternyata ada sebuah sms dari supirnya. Karena penasaran mereka sepakat untuk membacanya. Di sms tersebut supirnya menanyakan bahwa mau dijemput jam berapa katanya. Entah pikiran apa yang merasuki 3 OB tersebut, mereka berinisiatif membalas sms tersebut dengan menyatakan bahwa Bunga akan pulang sendiri dengan temannya. Ternyata ke-3 OB tersebut merencanakan untuk memperkosa Bunga.
Tak lama kemudian Bunga kembali ke ruangannya setelah berpakaian kaos ketat dan celana jeans nya. 3 OB tersebut masih berada di ruangan itu. “Semuanya .. Bunga pulang dulu yaa…” kata Bunga sambil mengambil tisu di dalam tasnya. “Kok cepet-cepet non??” kata Arga, salah satu OB dari mereka. Mereka bernama Arga, Putra dan Deni. Mereka masing-masing berumur 23 tahun. Karena dari smp mereka bersama sampai akhirnya menjadi OB di salah satu perusahaan film. “Iaa nihh,, udah jam setengah satu..” balas Bunga. Tiba-tiba Deni menutup pintu ruangan tersebut. “Loh .. kenapa ditutup Den??”. Tanpa membalas Arga sudah mendekati Bunga. “Non… Non cantik banget dehh hari ini..” tegas Arga. “ahh … biasa aja kok..”. “Tapi non beda banget dari hari-hari sebelumnya”. “ahhh.. ngga juga..” sahut Bunga. “Duduk dulu atuh non.. kita pengen ngobrol-ngobrol dulu bentar,,kan kita jarang ngobrol…”sahut Putra. Mereka sudah tidak tahan lagi melihat Bunga di hadapannya. Bunga pun duduk lagi. Deni dengan seriusnya menatap dada Bunga. Arga pun ikut duduk di sebelah Bunga.
Mereka ngobrol dengan santainya. Karena tak tahan menahan nafsunya, Tiba-tiba Arga mengeluarkan penisnya dari dalam celananya.
Bunga pun kaget. “Ihhh ngapain sih Ga??”. “Non suka ngga??” sahut Arga. Tanpa diberi kesempatan untuk menjawab Arga langsung memegang tangan Bunga dan menyuruhnya mememgang penisnya yang panjang itu. Bunga pun menolak. Deni dan Putra segera melepas semua pakaiannya sendiri-sendiri. Bunga pun tampak kaget dengan semua itu. Dihadapannya sudah ada 2 pria bersama penisnya yang telah lama berdiri dari tadi. Tanpa sadar tangan Bunga sudah menyentuh penis Arga. Tinggal Bunga saja yang masih berpakaian lengkap di ruangan itu. Bunga pun segera berdiri dari kursinya, ia teriak dan berlari menuju pintu keluar. Tapi dengan cepatnya Deni dan Putra menahannya. Bunga pun berteriak ketika badannya dipeluk erat oleh Deni. Payudaranya yang kenyal itu berdempetan dengan dada bidangnya Deni. “Tenang aja Non… Nikmatin aja dehhh”tegas Arga. “Ihh apa-apaan sih kalian??”sahut bunga dengan teriakannya.
Tanpa mengihraukan, Bunga di senderkan ke tembok. Dihadapannya terlihat 3 orang pria yang sudah nafsu daritadi. Tampak ada perasaan jengkel dan ada perasaan ingin melakukannya di wajah Bunga. Dengan cepatnya Putra menciumi bibirnya. Bunga pun terpaksa mengikutinya. Ternyata Bunga memang sudah berpengalaman ciuman, di film-film layar lebarnya. Dengan ganasnya Putra menikmati peristiwa itu. Sementara Arga mendekati Bunga dan segere meremas-remas Payudara Bunga itu yang kenyal masih terbalut BH berwarna hitam yang masih kelihatan walaupun ia memakai bajunya karena baju nya berwarna putih, jadi kontras sekali BH warna hitam itu. Sesekali Bunga melepas ciumannya dan mendesah. “auhhhh…. auhhhhh…”
Bunga terus mendesah gara-gara Arga meremas kedua bukit kembarnya itu. Tak sadar Deni sedang berusaha membuka seleting jeans Bunga. Bunga pun sepertinya jadi menikmati adegan itu. Tak lama akhirnya resletingnya terbuka dan Deni menarik jeans nya untuk dilepaskannya. Tak menyangka Bunga Segera membantu dengan menaikan kakinya satu persatu. Akhirnya paha mulus Bunga tampak di depan mata Deni. Bunga pun menghentikan ciumannya dan mengizinkan Arga untuk membuka baju nya itu. Dengan ganasnya mereka melucuti pakaian Bunga satu per satu.
Tak disangka, seorang bidadari berada di hadapan mereka. Tubuh Bunga begitu mulus dan terdapat goretan di dekat pinggulnya. Bunga pun semakin menikmati, ia lansung jongkok dan mengulum penis Putra yang paling besar diantara mereka ber-3. Deni dengan cepatnya melakukan pekerjaannya lagi, meremas kedua bukit Bunga dengan cepat. Sedangkan Arga menjilati pinggiran vagina Bunga. Dengan nafsunya Bunga memaju mundurkan kepalanya. Dibantu Putra memegang kepala Bunga dan memaju mundurkan nya dengan cepat. Bunga pun tampak hendak muntah karena ujung tenggorokan bunga bulak balik disentuh oleh ujung penisnya Putra. “ahhhh…. ahhhhh…. terus non” ujar Putra. Bunga terus mengulum dengan mata tertutup. Setelah sekitar 15 menit adegan itu terus berlanjut. Bunga berganti posisi, kedua tangannya menahan berat badannya, ia seperti domba yang hendak diperkosa saja. Kembali Bunga mengulum penis Putra, dibelakang Arga pelan-pelan memasuki lubang anusnya Bunga. “Ahhhhhhhhh……. Pelan-pelan !!!!!” teriak Bunga sambil kembali mengulum penis Putra. Deni sibuk mlintir-mlintir kedua puting Bunga. “ashhh.. ashhhhhhhhh….”. “Nikmat kan Neng ??”ujar Arga sambil terus menggenjot dengan cepatnya. Akhirnya lubang anus Bunga sudah semakin melonggar. Arga terus menggenjot Bunga dari belakang.
Terlihat Bunga semakin menikmati. Bunga dengan nafsunya melumat buah zakar Putra yang lagi mengelus-ngelus rambutnya. Putra melepaskan penisnya. Ia bergerak ke belakang Bunga. Dari samping terlihat gerakan maju mundur yang cepat. Setelah beberapa saat semuanya berhenti. Mereka ber-3 memberi waktu Bunga agar dapat mengatur nafasnya kembali. Bunga kembali berdiri dan sedikit tertawa. “Awas yah kalian…”ujar Bunga. Mereka ber-3 ikut tersenyum. Tak lama kemudian Deni mengankat Bunga ke Sofa yang lumayan besar dan menelentangkan Bunga disana. Deni segera memasuki vagina nya pelan-pelan. Dengan cepatnya Deni menggenjot vagina Bunga yang sudah keliatan akrab dengan penis Deni. “ahhh … teruss !!!”ujar Bunga dengan penuh nafsunya. Seletah beberapa lama, di sekitar vagina Bunga tidak tampak percikan-percikan darah. Sepertinya Bunga memang sudah pernah melakukan seks sebelumnya. Tangan kanan Bunga mengocok Penis Putra yang sebentar lagi mau keluar itu. Arga Pun mengocok penisnya sambil ujug penis ditempelkan ke puting Bunga. Tampak ketiganya sudah hampir klimaks. Dan pada saat waktunya, mereka bersama-sama mengeluarkan sperma nya di wajah Bunga.
Wajah Bunga terselimuti oleh sperma yang begitu banyaknya. Ke-3 Pria itu tampak bahagia sekali dan lelah sekali. Karena belum puas, mereka ingin melihat Bunga orgasme. Bunga digendong oleh Putra, Andi membukakan selangkangan Bunga, Dan Deni memasukan ketiga jarinya ke vagina Bunga. “ahhhhhhh………ahhhhhhhh”teriak Bunga di ruangan tersebut. Setelah kurang lebih 3 menit Bunga mendesahhh. Akhirnya Bunga mengalami orgasme nya. Dengan muka lemas Bunga tertidur di sofa. Mereka ber-3 pun ikut terlelap di atas tubuh Bunga. Sekitar jam 08.00 pagi mereka terbangun dan melihat Bunga masih tertidur lelap. Mereke menggoyangkan badan Bunga. “Non.. Bangun non udah pagi..”sahut mereka. Bunga pun tersadar, dimukanya bagaikan ada sebuah jaring laba-laba. Sperma ke-3 Pria tersebut masih lengket berada di wajah Bunga. Akhirnya Bunga menuju ke WC dan membersihkan seluruh tubuhnya yang lengket itu. Bunga pun bergegas untuk pulang. Menelfon supirnya agar diantarkan pulang. Bunga kembali keruangan tempat terjadinya hubungan seks semalam.
Ke-3 pria itu sudah kembali berpakaian lengkap dan memberikan senyum ke Bunga. “awas kalau kalian berani lagi ya.. kali ini aku maafkan, tapi lain kali aku akan laporkan ke pihak yang berwajib!!”. “ehh… iya non maafkan kami semalam”. Bunga pun segera bergegas keluar dari ruangan itu dan menunggu supirnya di depan jalan. Untungnya syuting diadakan 3 hari sekali, jadi hari ini Bunga libur. Kalau saja hari ini ada jadwal Syuting mungkin Bunga sudah kepergok oleh Kru Film. Tak lama kemudian Bunga masuk mobilnya dan kembali tertidur. Sampainya di rumah Bunga langsung tertidur di kasurnya. Bunga sangat lelah sekali atas kejadian semalam. Tapi Bunga merasakan kepuasan yang tiada duanya.
Tak disangka, setelah beberapa kali menjadi peran utama di salah satu layar lebar ia telah melakukan hubungan seks dengan 3 orang office boy di salah satu perusahaan filmnya. Mulanya Bunga selesai syuting di salah satu film terbarunya. Sekitar pukul 11.29 ia baru selesai syuting. Lansung saja kru dan orang-orang yang berhubungan dengan film itu bersiap-siap untuk pulang. Setelah kurang lebih setengah jam, di sekitar tempat syuting sudah tidak terlihat orang lagi. Kecuali Bunga yang hendak ganti bajunya karena syuting tersebut dan 3 office boy yang masih sibuk membereskan perangkat syuting di tempat tersebut. Sebelum bunga ganti baju, ia hendak menelfon supirnya agar mengantarkannya pulang.
Tapi sebelum ia menelfon, terlihat 3 office boy menuju ke arahnya. Wajah mereka tampak kaget ketika mereka melihat Bunga hanya berpakaian teng-top dan celana pendek favoritnya, kelihatan BH berwarna hitamnya balapan dengan tali tengtopnya. Tapi mereka tidak menghiraukan itu, karena sebelumnya sudah sering melihat Bunga seperti itu. Salah satu diantara mereka langsung bertanya “Masih belum pulang non??”. Sambil sibuk memilih bajunya untuk diganti, bunga pun menjawab “Belum Denn…”. Ketiga office boy tersebut juga sedang sibuk menaruh peralatan syuting di ruangan Bunga. Lalu Bunga pun bergegas ke ruang ganti baju yang dekat dari situ. Bunga berbeda dari biasanya, Bunga terlihat cantik sekali karena make up-nya masih sedikit terlihat di wajahnya. Tanpa panjang lebar Bunga membuka pintu ruang ganti tersebut. Lalu kembali menutupnya. Sememntara di ruangan Bunga tadi, ke 3 OB itu masih berada di ruangannya, mereka melihat sebuah hand phone yang berbunyi di atas meja. Cepat saja salah satu dari mereka melihat ke HP yang berbunyi tersebut. Ternyata ada sebuah sms dari supirnya. Karena penasaran mereka sepakat untuk membacanya. Di sms tersebut supirnya menanyakan bahwa mau dijemput jam berapa katanya. Entah pikiran apa yang merasuki 3 OB tersebut, mereka berinisiatif membalas sms tersebut dengan menyatakan bahwa Bunga akan pulang sendiri dengan temannya. Ternyata ke-3 OB tersebut merencanakan untuk memperkosa Bunga.
Tak lama kemudian Bunga kembali ke ruangannya setelah berpakaian kaos ketat dan celana jeans nya. 3 OB tersebut masih berada di ruangan itu. “Semuanya .. Bunga pulang dulu yaa…” kata Bunga sambil mengambil tisu di dalam tasnya. “Kok cepet-cepet non??” kata Arga, salah satu OB dari mereka. Mereka bernama Arga, Putra dan Deni. Mereka masing-masing berumur 23 tahun. Karena dari smp mereka bersama sampai akhirnya menjadi OB di salah satu perusahaan film. “Iaa nihh,, udah jam setengah satu..” balas Bunga. Tiba-tiba Deni menutup pintu ruangan tersebut. “Loh .. kenapa ditutup Den??”. Tanpa membalas Arga sudah mendekati Bunga. “Non… Non cantik banget dehh hari ini..” tegas Arga. “ahh … biasa aja kok..”. “Tapi non beda banget dari hari-hari sebelumnya”. “ahhh.. ngga juga..” sahut Bunga. “Duduk dulu atuh non.. kita pengen ngobrol-ngobrol dulu bentar,,kan kita jarang ngobrol…”sahut Putra. Mereka sudah tidak tahan lagi melihat Bunga di hadapannya. Bunga pun duduk lagi. Deni dengan seriusnya menatap dada Bunga. Arga pun ikut duduk di sebelah Bunga.
Mereka ngobrol dengan santainya. Karena tak tahan menahan nafsunya, Tiba-tiba Arga mengeluarkan penisnya dari dalam celananya.
Bunga pun kaget. “Ihhh ngapain sih Ga??”. “Non suka ngga??” sahut Arga. Tanpa diberi kesempatan untuk menjawab Arga langsung memegang tangan Bunga dan menyuruhnya mememgang penisnya yang panjang itu. Bunga pun menolak. Deni dan Putra segera melepas semua pakaiannya sendiri-sendiri. Bunga pun tampak kaget dengan semua itu. Dihadapannya sudah ada 2 pria bersama penisnya yang telah lama berdiri dari tadi. Tanpa sadar tangan Bunga sudah menyentuh penis Arga. Tinggal Bunga saja yang masih berpakaian lengkap di ruangan itu. Bunga pun segera berdiri dari kursinya, ia teriak dan berlari menuju pintu keluar. Tapi dengan cepatnya Deni dan Putra menahannya. Bunga pun berteriak ketika badannya dipeluk erat oleh Deni. Payudaranya yang kenyal itu berdempetan dengan dada bidangnya Deni. “Tenang aja Non… Nikmatin aja dehhh”tegas Arga. “Ihh apa-apaan sih kalian??”sahut bunga dengan teriakannya.
Tanpa mengihraukan, Bunga di senderkan ke tembok. Dihadapannya terlihat 3 orang pria yang sudah nafsu daritadi. Tampak ada perasaan jengkel dan ada perasaan ingin melakukannya di wajah Bunga. Dengan cepatnya Putra menciumi bibirnya. Bunga pun terpaksa mengikutinya. Ternyata Bunga memang sudah berpengalaman ciuman, di film-film layar lebarnya. Dengan ganasnya Putra menikmati peristiwa itu. Sementara Arga mendekati Bunga dan segere meremas-remas Payudara Bunga itu yang kenyal masih terbalut BH berwarna hitam yang masih kelihatan walaupun ia memakai bajunya karena baju nya berwarna putih, jadi kontras sekali BH warna hitam itu. Sesekali Bunga melepas ciumannya dan mendesah. “auhhhh…. auhhhhh…”
Bunga terus mendesah gara-gara Arga meremas kedua bukit kembarnya itu. Tak sadar Deni sedang berusaha membuka seleting jeans Bunga. Bunga pun sepertinya jadi menikmati adegan itu. Tak lama akhirnya resletingnya terbuka dan Deni menarik jeans nya untuk dilepaskannya. Tak menyangka Bunga Segera membantu dengan menaikan kakinya satu persatu. Akhirnya paha mulus Bunga tampak di depan mata Deni. Bunga pun menghentikan ciumannya dan mengizinkan Arga untuk membuka baju nya itu. Dengan ganasnya mereka melucuti pakaian Bunga satu per satu.
Tak disangka, seorang bidadari berada di hadapan mereka. Tubuh Bunga begitu mulus dan terdapat goretan di dekat pinggulnya. Bunga pun semakin menikmati, ia lansung jongkok dan mengulum penis Putra yang paling besar diantara mereka ber-3. Deni dengan cepatnya melakukan pekerjaannya lagi, meremas kedua bukit Bunga dengan cepat. Sedangkan Arga menjilati pinggiran vagina Bunga. Dengan nafsunya Bunga memaju mundurkan kepalanya. Dibantu Putra memegang kepala Bunga dan memaju mundurkan nya dengan cepat. Bunga pun tampak hendak muntah karena ujung tenggorokan bunga bulak balik disentuh oleh ujung penisnya Putra. “ahhhh…. ahhhhh…. terus non” ujar Putra. Bunga terus mengulum dengan mata tertutup. Setelah sekitar 15 menit adegan itu terus berlanjut. Bunga berganti posisi, kedua tangannya menahan berat badannya, ia seperti domba yang hendak diperkosa saja. Kembali Bunga mengulum penis Putra, dibelakang Arga pelan-pelan memasuki lubang anusnya Bunga. “Ahhhhhhhhh……. Pelan-pelan !!!!!” teriak Bunga sambil kembali mengulum penis Putra. Deni sibuk mlintir-mlintir kedua puting Bunga. “ashhh.. ashhhhhhhhh….”. “Nikmat kan Neng ??”ujar Arga sambil terus menggenjot dengan cepatnya. Akhirnya lubang anus Bunga sudah semakin melonggar. Arga terus menggenjot Bunga dari belakang.
Terlihat Bunga semakin menikmati. Bunga dengan nafsunya melumat buah zakar Putra yang lagi mengelus-ngelus rambutnya. Putra melepaskan penisnya. Ia bergerak ke belakang Bunga. Dari samping terlihat gerakan maju mundur yang cepat. Setelah beberapa saat semuanya berhenti. Mereka ber-3 memberi waktu Bunga agar dapat mengatur nafasnya kembali. Bunga kembali berdiri dan sedikit tertawa. “Awas yah kalian…”ujar Bunga. Mereka ber-3 ikut tersenyum. Tak lama kemudian Deni mengankat Bunga ke Sofa yang lumayan besar dan menelentangkan Bunga disana. Deni segera memasuki vagina nya pelan-pelan. Dengan cepatnya Deni menggenjot vagina Bunga yang sudah keliatan akrab dengan penis Deni. “ahhh … teruss !!!”ujar Bunga dengan penuh nafsunya. Seletah beberapa lama, di sekitar vagina Bunga tidak tampak percikan-percikan darah. Sepertinya Bunga memang sudah pernah melakukan seks sebelumnya. Tangan kanan Bunga mengocok Penis Putra yang sebentar lagi mau keluar itu. Arga Pun mengocok penisnya sambil ujug penis ditempelkan ke puting Bunga. Tampak ketiganya sudah hampir klimaks. Dan pada saat waktunya, mereka bersama-sama mengeluarkan sperma nya di wajah Bunga.
Wajah Bunga terselimuti oleh sperma yang begitu banyaknya. Ke-3 Pria itu tampak bahagia sekali dan lelah sekali. Karena belum puas, mereka ingin melihat Bunga orgasme. Bunga digendong oleh Putra, Andi membukakan selangkangan Bunga, Dan Deni memasukan ketiga jarinya ke vagina Bunga. “ahhhhhhh………ahhhhhhhh”teriak Bunga di ruangan tersebut. Setelah kurang lebih 3 menit Bunga mendesahhh. Akhirnya Bunga mengalami orgasme nya. Dengan muka lemas Bunga tertidur di sofa. Mereka ber-3 pun ikut terlelap di atas tubuh Bunga. Sekitar jam 08.00 pagi mereka terbangun dan melihat Bunga masih tertidur lelap. Mereke menggoyangkan badan Bunga. “Non.. Bangun non udah pagi..”sahut mereka. Bunga pun tersadar, dimukanya bagaikan ada sebuah jaring laba-laba. Sperma ke-3 Pria tersebut masih lengket berada di wajah Bunga. Akhirnya Bunga menuju ke WC dan membersihkan seluruh tubuhnya yang lengket itu. Bunga pun bergegas untuk pulang. Menelfon supirnya agar diantarkan pulang. Bunga kembali keruangan tempat terjadinya hubungan seks semalam.
Ke-3 pria itu sudah kembali berpakaian lengkap dan memberikan senyum ke Bunga. “awas kalau kalian berani lagi ya.. kali ini aku maafkan, tapi lain kali aku akan laporkan ke pihak yang berwajib!!”. “ehh… iya non maafkan kami semalam”. Bunga pun segera bergegas keluar dari ruangan itu dan menunggu supirnya di depan jalan. Untungnya syuting diadakan 3 hari sekali, jadi hari ini Bunga libur. Kalau saja hari ini ada jadwal Syuting mungkin Bunga sudah kepergok oleh Kru Film. Tak lama kemudian Bunga masuk mobilnya dan kembali tertidur. Sampainya di rumah Bunga langsung tertidur di kasurnya. Bunga sangat lelah sekali atas kejadian semalam. Tapi Bunga merasakan kepuasan yang tiada duanya.
Aku Menjadi Obyek Masturbasi
Aku memasuki kamarku dan langsung kukunci dari dalam, kulepas T Shirt tanpa lengan yang kupakai dan kulemparkan begitu saja di tempat tidur. Payudaraku yang ranum berwarna sedikit merah muda di puting dan sekitarnya tampak menggairahkan. Aku memang sejak kecil tidak suka memakai bra hingga kini aku jadi tidak memiliki BH barang satupun, hingga begitu T Shirt kutanggalkan maka payudaraku pun langsung mencuat, ukurannya memang sedang-sedang saja namun bentuknya padat dan menggairahkan hingga dapat membuat setiap lelaki menelan ludah bila memandangnya, apa lagi ditunjang postur tubuhku yang sexy dengan tinggi 170 centimeter, yang cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita.
Kuperosotkan dan kulepas hot pantsku yang mini model longgar di bagian bawah, hingga tampak jelas CD model G String warna merah yang saat ini kupakai. Bentuknya sangat mini dengan seutas tali nylon yang melilit di pinggangku dan ada ikatan di kiri dan kanan pinggangku yang ramping. Bulu-bulu halus kemaluanku tampak menyibak keluar dari sela sela secarik kain model segi tiga kecil yang tipis ukurannya, tidak lebih dari ukuran dua jari hanya mampu menutupi lubang vaginaku. Bentuk G String yang kupakai memang sangat sexy dan aku sangat suka memakainya, ditambah seutas tali nylon yang melingkar melewati selangkanganku tepat mengikuti belahan pantatku ke atas bagian belakang dan tersambung dengan tali nylon yang melingkar di pinggangku.
Dengan sekali tarik ikatan di kanan kiri pinggangku, maka tak sehelai benang pun kini menutupi tubuhku, CD kubiarkan tergeletak di lantai. Sambil telanjang bulat aku berjalan menuju lemari mengambil sebuah celana pendek mini yang longgar di bagian bawahnya yang terbuat dari bahan sutera tipis tembus pandang dan ada celah di bagian kiri dan kanannya dan tanpa kancing, hanya menggunakan karet elastis saja. Segera kukenakan sambil menyalakan komputer dan mengakses internet. Celana ini memang enak sekali dipakai di rumah saat tidur, dan aku biasa tidur dalam keadaan seperti ini, tanpa busana lainnya menutupi tubuhku, hanya ada celana pendek seperti yang kukenakan saat ***** Namun tak jarang juga aku tidur tanpa berbusana sama sekali dan langsung menyusup ke dalam selimut.
Seperti biasa, email yang masuk ke mail box-ku sangat banyak. Kubuka satu persatu, bagi pengirim yang belum pernah mengirim email kepadaku langsung kujawab emailnya dan kucantumkan persyaratanku bila ingin berkenalan dan mengobrol lebih lanjut denganku, sedangkan bagi yang sudah pernah kujawab emailnya namun tidak memenuhi persyaratanku tetapi tetap ngotot berkirim email ingin berkenalan lebih lanjut dan ber email ria, langsung saja kuhapus emailnya dengan tanpa memberikan reply. Demikian pula bagi yang mengirimkan pesan dengan menggunakan nomor HP-nya melalui SMS langsung saja kuhapus tanpa perlu membukanya terlebih dahulu. Aku malas membukanya karena membuang-buang waktu dan biaya, toh aku juga tidak bisa membalas pesannya kecuali dengan juga menggunakan SMS, untuk apa aku harus bersusah payah membuang-buang pulsa segala, pikirku.
Setelah selesai membuka dan membalas semua email yang masuk, kuputus akses dengan internet, namun komputerku tetap kunyalakan karena rencananya nanti selesai mandi aku akan mengaksesnya lagi, karena biasanya akan banyak lagi email yang masuk.
Kulepas celana yang kupakai dan aku memasuki kamar mandi yang ada dalam kamarku. Kunyalakan air hangat mengisi bathtub kamar mandiku. Sore ini aku ingin berendam sejenak sambil menghilangkan pegal-pegal yang ada di tubuhku. Kutorehkan bath foam secukupnya dalam air hingga berbusa. Saat aku menunggu penuhnya air, tiba-tiba handphoneku berbunyi.
Kalau kudengar dari deringnya, aku yakin ini datangnya dari salah seorang pembacaku, karena memang bagi pembaca yang sudah memenuhi persyaratanku, nomor handphonenya segera kumasukkan memory dan kukumpulkan dalam satu nada dering khusus. Kuambil hand phoneku yang tergolek di atas meja computer, dari layarnya tampil namanya Amin (nama samaran).
"Yaa..! Halloo..!", sapaku setelah menekan tombol Yes.
"Hallo..! Hai Lia..! Apa kabar..? Lagi ngapain nich?", sahut Amin dari seberang.
"Aku sedang mau mandi nich! Emangnya kenapa dan ada apa menelepon? Entar aja deh kamu telepon aku lagi ya, aku sudah telanjang bulat nich, sudah siap-siap mau berendam", belum selesai aku berkata, Amin langsung memotong pembicaraanku..
"Eee.. Eeh! Tunggu dulu dong! Biar saja kamu berendam sambil tetap ngobrol denganku", pinta Amin.
"Baiklah", jawabku menyetujui sambil meraih hands free kemudian aku masuk kembali ke kamar mandi.
Hand phone kuletakkan di meja wastafel dan kabel hands free menjulur ke arah telingaku, aku pun akhirnya berendam sambil mengobrol dengan Amin menggunakan hands free.
"Lia! Aku sekarang juga berjalan ke kamar mandi, sekarang di kamar mandi aku melepaskan celana dan CD-ku, kondisiku sekarang juga sudah bugil nich!", Amin mencoba menjelaskan keadaannya saat itu padaku.
"Emangnya gue pikirin, lagian ngapain kamu ikutan bugil di sana?", ujarku.
"Lia! Aku ingin melakukan onani sambil ngobrol denganmu, kamu tidak keberatan kan? Please! Sekarang penisku sudah selesai kubasahi dan kuoles dengan shampoo, sekarang mulai kuusap-usap sambil mengocok-ngocoknya, kamu juga cerita dong apa yang kamu kerjakan saat ini sambil memberiku rangsangan", pinta Amin lagi dengan memelas.
Mendengar penuturan Amin tadi, terus terang aku sempat membayangkan sejenak dan sedikit mulai terangsang hingga tanpa kusadari aku juga sudah mulai meremas-remas payudaraku. Karena aku memakai hands free, maka aku tetap masih bisa mengobrol dengan kedua tanganku tetap bebas bisa beraktifitas. Kuceritakan pada Amin kalau saat ini aku sedang meremas-remas kedua payudaraku yang juga sudah mulai mengeras, puting susuku mendongak ke atas dan mulai kujilati sendiri bergantian kiri kanan, aku merasakan ada aliran yang mengalir keluar dari liang senggamaku, pertanda aku sudah mengalami rangsangan hebat.
Sementara tangan kiriku tetap meremas-remas payudaraku, tangan kananku mulai turun ke bawah meraba dadaku, mengelus-elus sendiri pusarku, ke bawah lagi ke arah vaginaku sambil mengangkat kedua buah kakiku dan meletakkannya ke samping bathtub hingga posisiku sekarang terkangkang lebar hingga memudahkan tangan kananku mengelus bagian luar vaginaku yang sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu halus. Jari-jariku turun sedikit mengusap-usap bibir vaginaku sambil menggesek-gesekkan klitorisku. Aku mulai melenguh menikmati fantasiku, gesekannya kubuat seirama mungkin sesuai dengan keinginanku. Tiba-tiba kudengar suara teriakan Amin dari seberang sana..
"Ooo.. Oocch! Liaa..! Aku orgasme nich!", suaranya makin lirih, rupanya di seberang sana Amin sudah berhasil mencapai puncaknya, gila! Dia sepertinya sangat menikmati penuturanku melalui telepon sambil terus melakukan aktifitasnya sendiri, mendengar suara itu aku menjadi semakin terangsang saja jadinya, jari tengah dan jari manis tangan kananku mulai kumasukkan ke dalam liang vaginaku yang sudah semakin berlendir, sementara jari telunjuk kupakai menggesek-gesek klitorisku. Rasanya benar-benar membuat darahku mengalir ke atas kepalaku. Pertama agak sulit masuk, namun lama-lama setelah melalui beberapa kali gesekan, bibir vaginaku pun semakin merekah sehingga memudahkan jari-jariku masuk menembus liang vaginaku.
Kumainkan jari-jariku di dalam vagina, kuputar-putar di dalam hingga menyentuh dinding-dinding bagian dalam vaginaku, rasanya tidak kalah dengan batang kemaluan yang pernah masuk dan bersarang dalam liang vaginaku, bahkan lebih hidup rasanya karena bisa kukontrol sesuai dengan keinginanku. Kugaruk-garukkan lembut pada dinding dalam vaginaku, ada kalanya kusentuhkan pada tonjolan sebesar ibu jari yang ada dan tersembul di dalam vaginaku, nikmat sekali rasanya.
Aku juga sepertinya akan segera mencapai puncak kenikmatan. Sekarang tiga jariku yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kananku kumasukkan seluruhnya ke dalam liang vaginaku, kutarik keluar masuk, kukocok-kocokkan makin cepat, sementara tangan kiriku juga mulai ikut aktif membantu, jari manis dan jari telunjuk tangan kiri kupakai menyibakkan bibir vaginaku, sementara jari tengahnya mengorek-ngorek klitorisku. Kocokan jari-jari tangan kananku semakin cepat. Aku terus melenguh.
"Ooh.. Oocch! Aa.. Aacch!", badanku berguncang keras sehingga air dalam bathtub banyak yang tumpah keluar membasahi lantai kamar mandiku.
Badanku menggigil hebat, sekali lagi aku melenguh panjang, dan aku pun mencapai orgasme. Badanku kini lemas tersandar di punggung bathtub. Dari seberang sana kudengar suara Amin menanyakanku..
"Gimana Lia, enak enggak?", Setan.., umpatku dalam hati, masa masih ditanya enak atau enggak?
"Lia..! Aku sekarang ke rumahmu ya? Kau kujemput dan kita check in terus melakukan hal yang sesungguhnya yuk", ajak Amin.
Aku menolak dengan halus ajakan Amin. Setelah berbincang sejenak aku pamit untuk mematikan telepon dengan alasan akan melakukan sesuatu. Akhirnya dengan berat hati Amin pun bersedia mematikan teleponnya, entah berapa banyak pulsa sudah yang dia habiskan untuk melakukan sex by phone denganku sambil beronani.
Terus terang saja walau sudah agak sering kontak dengan Amin dan kami juga sudah dua kali bertatap muka, aku sedikit pun tidak berminat berhubungan badan dengannya. Tingginya sekitar 165 centimeter, lebih pendek sedikit dariku, badannya agak sedikit gendut, usianya 32 tahun, sudah beristri dan beranak tiga. Wajahnya menurut ukuranku juga tidak ganteng, jadi biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa bagiku. Aku memang juga membutuhkan sarana menyalurkan libidoku namun tidak berarti aku bisa melakukannya dengan siapa saja.
Dalam permainan sex, aku benar-benar ingin menikmatinya, maka aku juga harus memilih pasangan yang benar-benar bisa menaikkan gairahku. Sudah berkali-kali Amin mengajakku make love (ML) tapi selalu kutolak dengan seribu satu macam alasan, namun aku tetap tidak mengutarakan alasan penolakanku, karena aku yakin dia akan langsung merasa malu dan tersinggung. Maka lewat tulisanku ini, buat seorang pembaca yang kuberi nama samaran Amin, aku mohon maaf dan aku harap kamu juga membaca tulisanku ini dan dapat mengerti.
Kuperosotkan dan kulepas hot pantsku yang mini model longgar di bagian bawah, hingga tampak jelas CD model G String warna merah yang saat ini kupakai. Bentuknya sangat mini dengan seutas tali nylon yang melilit di pinggangku dan ada ikatan di kiri dan kanan pinggangku yang ramping. Bulu-bulu halus kemaluanku tampak menyibak keluar dari sela sela secarik kain model segi tiga kecil yang tipis ukurannya, tidak lebih dari ukuran dua jari hanya mampu menutupi lubang vaginaku. Bentuk G String yang kupakai memang sangat sexy dan aku sangat suka memakainya, ditambah seutas tali nylon yang melingkar melewati selangkanganku tepat mengikuti belahan pantatku ke atas bagian belakang dan tersambung dengan tali nylon yang melingkar di pinggangku.
Dengan sekali tarik ikatan di kanan kiri pinggangku, maka tak sehelai benang pun kini menutupi tubuhku, CD kubiarkan tergeletak di lantai. Sambil telanjang bulat aku berjalan menuju lemari mengambil sebuah celana pendek mini yang longgar di bagian bawahnya yang terbuat dari bahan sutera tipis tembus pandang dan ada celah di bagian kiri dan kanannya dan tanpa kancing, hanya menggunakan karet elastis saja. Segera kukenakan sambil menyalakan komputer dan mengakses internet. Celana ini memang enak sekali dipakai di rumah saat tidur, dan aku biasa tidur dalam keadaan seperti ini, tanpa busana lainnya menutupi tubuhku, hanya ada celana pendek seperti yang kukenakan saat ***** Namun tak jarang juga aku tidur tanpa berbusana sama sekali dan langsung menyusup ke dalam selimut.
Seperti biasa, email yang masuk ke mail box-ku sangat banyak. Kubuka satu persatu, bagi pengirim yang belum pernah mengirim email kepadaku langsung kujawab emailnya dan kucantumkan persyaratanku bila ingin berkenalan dan mengobrol lebih lanjut denganku, sedangkan bagi yang sudah pernah kujawab emailnya namun tidak memenuhi persyaratanku tetapi tetap ngotot berkirim email ingin berkenalan lebih lanjut dan ber email ria, langsung saja kuhapus emailnya dengan tanpa memberikan reply. Demikian pula bagi yang mengirimkan pesan dengan menggunakan nomor HP-nya melalui SMS langsung saja kuhapus tanpa perlu membukanya terlebih dahulu. Aku malas membukanya karena membuang-buang waktu dan biaya, toh aku juga tidak bisa membalas pesannya kecuali dengan juga menggunakan SMS, untuk apa aku harus bersusah payah membuang-buang pulsa segala, pikirku.
Setelah selesai membuka dan membalas semua email yang masuk, kuputus akses dengan internet, namun komputerku tetap kunyalakan karena rencananya nanti selesai mandi aku akan mengaksesnya lagi, karena biasanya akan banyak lagi email yang masuk.
Kulepas celana yang kupakai dan aku memasuki kamar mandi yang ada dalam kamarku. Kunyalakan air hangat mengisi bathtub kamar mandiku. Sore ini aku ingin berendam sejenak sambil menghilangkan pegal-pegal yang ada di tubuhku. Kutorehkan bath foam secukupnya dalam air hingga berbusa. Saat aku menunggu penuhnya air, tiba-tiba handphoneku berbunyi.
Kalau kudengar dari deringnya, aku yakin ini datangnya dari salah seorang pembacaku, karena memang bagi pembaca yang sudah memenuhi persyaratanku, nomor handphonenya segera kumasukkan memory dan kukumpulkan dalam satu nada dering khusus. Kuambil hand phoneku yang tergolek di atas meja computer, dari layarnya tampil namanya Amin (nama samaran).
"Yaa..! Halloo..!", sapaku setelah menekan tombol Yes.
"Hallo..! Hai Lia..! Apa kabar..? Lagi ngapain nich?", sahut Amin dari seberang.
"Aku sedang mau mandi nich! Emangnya kenapa dan ada apa menelepon? Entar aja deh kamu telepon aku lagi ya, aku sudah telanjang bulat nich, sudah siap-siap mau berendam", belum selesai aku berkata, Amin langsung memotong pembicaraanku..
"Eee.. Eeh! Tunggu dulu dong! Biar saja kamu berendam sambil tetap ngobrol denganku", pinta Amin.
"Baiklah", jawabku menyetujui sambil meraih hands free kemudian aku masuk kembali ke kamar mandi.
Hand phone kuletakkan di meja wastafel dan kabel hands free menjulur ke arah telingaku, aku pun akhirnya berendam sambil mengobrol dengan Amin menggunakan hands free.
"Lia! Aku sekarang juga berjalan ke kamar mandi, sekarang di kamar mandi aku melepaskan celana dan CD-ku, kondisiku sekarang juga sudah bugil nich!", Amin mencoba menjelaskan keadaannya saat itu padaku.
"Emangnya gue pikirin, lagian ngapain kamu ikutan bugil di sana?", ujarku.
"Lia! Aku ingin melakukan onani sambil ngobrol denganmu, kamu tidak keberatan kan? Please! Sekarang penisku sudah selesai kubasahi dan kuoles dengan shampoo, sekarang mulai kuusap-usap sambil mengocok-ngocoknya, kamu juga cerita dong apa yang kamu kerjakan saat ini sambil memberiku rangsangan", pinta Amin lagi dengan memelas.
Mendengar penuturan Amin tadi, terus terang aku sempat membayangkan sejenak dan sedikit mulai terangsang hingga tanpa kusadari aku juga sudah mulai meremas-remas payudaraku. Karena aku memakai hands free, maka aku tetap masih bisa mengobrol dengan kedua tanganku tetap bebas bisa beraktifitas. Kuceritakan pada Amin kalau saat ini aku sedang meremas-remas kedua payudaraku yang juga sudah mulai mengeras, puting susuku mendongak ke atas dan mulai kujilati sendiri bergantian kiri kanan, aku merasakan ada aliran yang mengalir keluar dari liang senggamaku, pertanda aku sudah mengalami rangsangan hebat.
Sementara tangan kiriku tetap meremas-remas payudaraku, tangan kananku mulai turun ke bawah meraba dadaku, mengelus-elus sendiri pusarku, ke bawah lagi ke arah vaginaku sambil mengangkat kedua buah kakiku dan meletakkannya ke samping bathtub hingga posisiku sekarang terkangkang lebar hingga memudahkan tangan kananku mengelus bagian luar vaginaku yang sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu halus. Jari-jariku turun sedikit mengusap-usap bibir vaginaku sambil menggesek-gesekkan klitorisku. Aku mulai melenguh menikmati fantasiku, gesekannya kubuat seirama mungkin sesuai dengan keinginanku. Tiba-tiba kudengar suara teriakan Amin dari seberang sana..
"Ooo.. Oocch! Liaa..! Aku orgasme nich!", suaranya makin lirih, rupanya di seberang sana Amin sudah berhasil mencapai puncaknya, gila! Dia sepertinya sangat menikmati penuturanku melalui telepon sambil terus melakukan aktifitasnya sendiri, mendengar suara itu aku menjadi semakin terangsang saja jadinya, jari tengah dan jari manis tangan kananku mulai kumasukkan ke dalam liang vaginaku yang sudah semakin berlendir, sementara jari telunjuk kupakai menggesek-gesek klitorisku. Rasanya benar-benar membuat darahku mengalir ke atas kepalaku. Pertama agak sulit masuk, namun lama-lama setelah melalui beberapa kali gesekan, bibir vaginaku pun semakin merekah sehingga memudahkan jari-jariku masuk menembus liang vaginaku.
Kumainkan jari-jariku di dalam vagina, kuputar-putar di dalam hingga menyentuh dinding-dinding bagian dalam vaginaku, rasanya tidak kalah dengan batang kemaluan yang pernah masuk dan bersarang dalam liang vaginaku, bahkan lebih hidup rasanya karena bisa kukontrol sesuai dengan keinginanku. Kugaruk-garukkan lembut pada dinding dalam vaginaku, ada kalanya kusentuhkan pada tonjolan sebesar ibu jari yang ada dan tersembul di dalam vaginaku, nikmat sekali rasanya.
Aku juga sepertinya akan segera mencapai puncak kenikmatan. Sekarang tiga jariku yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kananku kumasukkan seluruhnya ke dalam liang vaginaku, kutarik keluar masuk, kukocok-kocokkan makin cepat, sementara tangan kiriku juga mulai ikut aktif membantu, jari manis dan jari telunjuk tangan kiri kupakai menyibakkan bibir vaginaku, sementara jari tengahnya mengorek-ngorek klitorisku. Kocokan jari-jari tangan kananku semakin cepat. Aku terus melenguh.
"Ooh.. Oocch! Aa.. Aacch!", badanku berguncang keras sehingga air dalam bathtub banyak yang tumpah keluar membasahi lantai kamar mandiku.
Badanku menggigil hebat, sekali lagi aku melenguh panjang, dan aku pun mencapai orgasme. Badanku kini lemas tersandar di punggung bathtub. Dari seberang sana kudengar suara Amin menanyakanku..
"Gimana Lia, enak enggak?", Setan.., umpatku dalam hati, masa masih ditanya enak atau enggak?
"Lia..! Aku sekarang ke rumahmu ya? Kau kujemput dan kita check in terus melakukan hal yang sesungguhnya yuk", ajak Amin.
Aku menolak dengan halus ajakan Amin. Setelah berbincang sejenak aku pamit untuk mematikan telepon dengan alasan akan melakukan sesuatu. Akhirnya dengan berat hati Amin pun bersedia mematikan teleponnya, entah berapa banyak pulsa sudah yang dia habiskan untuk melakukan sex by phone denganku sambil beronani.
Terus terang saja walau sudah agak sering kontak dengan Amin dan kami juga sudah dua kali bertatap muka, aku sedikit pun tidak berminat berhubungan badan dengannya. Tingginya sekitar 165 centimeter, lebih pendek sedikit dariku, badannya agak sedikit gendut, usianya 32 tahun, sudah beristri dan beranak tiga. Wajahnya menurut ukuranku juga tidak ganteng, jadi biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa bagiku. Aku memang juga membutuhkan sarana menyalurkan libidoku namun tidak berarti aku bisa melakukannya dengan siapa saja.
Dalam permainan sex, aku benar-benar ingin menikmatinya, maka aku juga harus memilih pasangan yang benar-benar bisa menaikkan gairahku. Sudah berkali-kali Amin mengajakku make love (ML) tapi selalu kutolak dengan seribu satu macam alasan, namun aku tetap tidak mengutarakan alasan penolakanku, karena aku yakin dia akan langsung merasa malu dan tersinggung. Maka lewat tulisanku ini, buat seorang pembaca yang kuberi nama samaran Amin, aku mohon maaf dan aku harap kamu juga membaca tulisanku ini dan dapat mengerti.
Intan - Diperkosa di kereta
cerita ini hanya karangan belaka dari penulis, jika terdapat kesamaan nama, peristiwa, atau tempat kejadian, semuanya adalah murni ketidaksengajaan.>
Sebut saja namanya Intan, seorang gadis berusia 24 tahun, tingginya 165cm dengan berat badan yang cukup ideal, 53kg, dengan ukuran payudara 34C. Dia bekerja di salah satu stasiun televisi swasta sebagai reporter. Intan beparas cantik dan berkulit putih mulus sehingga dia dapat diterima bekerja sebagai reporter di XX tv sejak dua tahun yang lalu. Sebagai seorang reporter yang pastinya sering muncul menyapa pemirsa di layar kaca, tentunya membuat Intan meraih popularitas sehingga banyak orang mengenalinya. Banyak hal yang dirasa menyenangkan bagi Intan karena popularitas yang didapatnya, diantaranya pada waktu keluar berjalan-jalan, banyak orang yang mengenalinya dan tersenyum kepadanya serta menyapanya, bahkan hingga meminta tandatangannya.
Namun, jika ada hal-hal yang positif tentu saja ada pula yang negatif, diantaranya banyak lelaki yang suka bersiul ketika ia lewat, seringkali hampir dicolek oleh tangan jahil lelaki iseng dan mupeng , hingga yang baru saja terjadi, ada yang nekad mencari kesempatan untuk mengintip Intan kala sedang berganti pakaian di dalam kamar pas di sebuah department store di dalam sebuahpusat perbelanjaan, sialnya pelakunya tidak berhasil tertangkap tangan.
Sebagai seorang reporter, tentunya Intan sering meliput berita di sana-sini, lumayanlah itung-itung sekalian jalan-jalan sembari shopping, begitu pikirnya. Terhitung hampir semua daerah, dari Sabang sampai Merauke sudah pernah disinggahinya kala melakukan rutinitasnya sebagai seorang reporter televisi. Walaupun begitu, ia jarang mendapatkan kesempatan untuk melakukan liputan ke luar negeri sehingga suatu saat, ketika atasannya memberikan kesempatan kepadanya untuk meliput berita di Jepang, Intan girang sekali dan langsung memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut. Walaupun tahu bahwa harga-harga di Jepang sangat mahal, ia juga telah menyiapkan anggaran untuk belanja. Di Jepang nanti, Intan ditugaskan untuk meliput sebuah festival adat di Jepang beserta segala keunikannya.
Hari yang dinanti-nantikan tibalah juga. Intan berangkat ditemani oleh Nina, seorang camera person dari XX tv ke Jepang. Nina berusia dua tahun lebih muda dari Intan, tinggi badannya sepantaran dengan Intan namun sedikit lebih kurus dengan payudara yang lebih kecil 34A, gayanya modis, dan rambutnya seringkali bergonta-ganti warna, kali ini ia mengecat rambutnya dengan warna cokelat kemerahan, menambah cantik penampilannya yang juga berkulit putih. Mereka menggunakan jasa salah satu maskapai penerbangan dalam negeri karena memang maskapai dalam negeri tidak dicekal di Jepang seperti halnya yang dilakukan oleh negara-negara Uni-Eropa.
Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, tibalah Intan dan rekannya di bandara internasional Narita.
"Lo kenapa Nin?", tanya Intan pada kawannya. "Kok kelihatannya lesu gitu?"
"Ya ialah, lama banget tuh perjalanan tadi, lo sih enak, molor terus!"
Ucapan temannya tersebut hanya ditanggapi dengan tawa oleh Intan, karena memang selama perjalanan menuju Jepang, ia lebih banyak tidur, bukan karena fasilitas pesawat yang nyaman, namun lebih dikarenakan balas dendam, balas dendam? Lho? Memang, seminggu terakhir sebelum berangkat ke Jepang, ia terus melakukan liputan berpindah-pindah kota untuk sebuah program wisata belanja, hal itu dilakukannya untuk mengejar deadline dari pimpinan redaksi.
Selama di Jepang, rencananya Intan dan Nina akan tinggal di rumah Wiwin, kawan akrab Intan kala masih duduk di bangku SMU, Wiwin sekarang bekerja sebagai seorang designer dan tinggal dekat kawasan Shibuya. Hal ini juga merupakan suatu kebetulan bagi Intan karena Shibuya memang terkenal dengan wisata belanja, kegemaran utama Intan.
Setibanya di kediaman Wiwin, Intan dan Nina langsung memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu seusai perjalanan panjang dari Indonesia, malam harinya Intan mengajak wiwin untuk mengantarnya berbelanja keesokan harinya.
"Win, besok selesai liputan, lo anterin gue shopping yuk, gue kan disini cuman dua hari".
"Aduuuh, sorry tan, gue besok ada meeting sama klien, enggak bisa ditinggalin. Plus sorenya gue ketemuan sama cowok gue. Emm, lo ditemenin sama si Nina aja ya? Ntar gue kasih tahu tempat-tempat yang barangnya bagus dan murah."
"Yah, si Nina kan sama aja kaya gue, awam sama daerah sini, lo gimana sih?"
"Iya, iya, soriii banget tapi gue betul-betul nggak bisa, lagian transportnya gampang kok, naik KRL sekali juga nyampe."
"Mmm..... ya sudah deh engga apa-apa kalau begitu." Jawab Intan dengan muka masam. "Eh, omong-omong cowok lo cakep ga?"
"Yaa, itu khan relatif, tapi umurnya udah jauh lebih tua, ada terpaut limabelas tahunan sama gue, lumayan tajir lagi."
"Gila lo, sekarang kok seleranya berubah, seneng sama om-om, hahahaha." Merekapun bercanda hingga merasa mengantuk dan beristirahat kemudian.
Keesokan harinya, Intan dan Nina menyelesaikan liputan berita untuk XX tv dengan lancar, merekapun kembali terlebih dahulu ke tempat Wiwin untuk meletakkan kamera dan berganti pakaian. Intan dan Nina sepakat kompakan memakai rok span berwarna senada, hitam, sehingga tampak kontras dengan paha keduanya yang putih mulus. Nina memadukan roknya dengan blouse putih, sedangkan Intan memilih mengenakan kemeja berwarna krem, mereka berdua mengenakan mantel bulu karena udara yang lebih dingin dibanding di tanah air.
Berdua, mereka berangkat naik taksi ke stasiun dan kemudian membeli tiket kereta rel listrik, tak lama menunggu, keretapun datang dan mereka segera naik.
Sementara itu, di tempat kerjanya, Wiwin tampak teringat sesuatu dan mengangkat ponselnya, hendak menelepon Intan, namun, "astaga, dia belum ganti nomor lokal, enggak bisa dihubungi deh." Kata Wiwin dalam hati dengan wajah yang tampak kebingungan karena hendak memberitahukan sesuatu pada Intan namun tidak bisa dilakukan.
Di dalam kereta, Intan dan Nina ternyata tidak dapat menemukan tempat duduk yang kosong, sehingga keduanyapun memutuskan untuk berdiri sambil berpegang pada pegangan yang sengaja dibuat untuk penumpang yang tidak kebagian tempat duduk. Lima menit berlalu, sambil berdiri, Nina dan Intan baru menyadari bahwa hampir seluruh penumpang di gerbong tersebut adalah laki-laki, hanya ada dua wanita tua yang sedang terlelap duduk di ujung gerbong. Perhentian berikutnya, beberapa penumpang turun, Intan dan Nina mencoba mengambil kesempatan untuk duduk, namun keduluan oleh beberapa penumpang lain yang sedari tadi juga berdiri. Segerombolan penumpang baru juga masuk, dan seluruhnya pria. Space untuk berdiri pun kian sempit, sehingga Intan dan Nina hampir dikelilingi oleh gerombolan pria yang bau naik tadi.
"Yah, sial, berdiri lagi deh." Ujar Intan yang diamini oleh Nina.
"Liat deh, penumpangnya laki semua tapi nggak ada yang gentleman, ngasih tempat duduk kek buat makhluk-makhluk cantik, ha2." Canda Nina yang disambut tawa renyah Intan
Sesaat setelah itu, terdengar suara seseorang dibelakang mereka, dari nada bicaranya nampaknya bertanya sesuatu kepada mereka. Merekapun menoleh mencari si sumber suara. Tampak dihadapan mereka seorang bapak berwajah ramah, jika ditaksir, kira-kira umurnya empatpuluhan. Ternyata orang tersebut yang memanggil tadi.
"Ima nanji desu ka?"
Intan dan Nina sama-sama bengong karena sama sekali tidak mengerti apa yang baru saja diucapkan pria tersebut.
Seolah mengerti bahwa yang diajak bicara tidak mengerti bahasanya, bapak tersebut mengulangi pertanyaannya.
"Ano, What is da time?" Ujarnya dengan bahasa Inggris sekenanya sambil menunjuk pergelangan tangannya sendiri.
Intan dan Nina baru mengerti apa yang ditanyakan tadi ketika si bapak berwajah ramah mengulangi pertanyaannya dalam bahasa Inggris, walaupun tata bahasanya salah (yang benar what time is it?).
Untungnya Intan sudah mencocokkan jam tangannya dengan waktu setempat. Ia pun memperlihatkan jam tangannya kehadapan bapak itu agar dapat melihat sendiri pukul berapa sekarang. Bapak itupun manggut-manggut setelah melihat jam. "Domo arigato gozaimasu" Ucapnya sambil tersenyum. Kalau yang ini Intan mengerti bahwa artinya terima kasih, ia pun membalas senyuman bapak itu, sementara Nina hanya memperhatikan dari tadi.
Sebelum sempat membalikkan badan, Intan merasakan ada tangan yang menyenggol paha bagian belakangnya. Ia pun berbisik kepada Nina, "Nin, tadi kayak ada yang nyolek gue deh."
"Masa? Kok sama, tadi juga kayak ada yang nyenggol pantat gue." bisik Nina.
"Ya udahlah, mungkin kebetulan saja, kereta ini kan bergerak terus jadi mungkin ada yang badannya jadi gak seimbang dan gak sengaja nyenggol." tukas Intan. Nina pun mengiyakan ucapan temannya itu dan bersikap santai saja sambil menunggu kereta sampai di tujuan.
Belum ada lima detik dari senggolan pertama tadi, kembali Intan merasakan rabaan pada pantatnya, kali ini bukan lagi menyenggol, namun terasa sedikit meremas. Terkejut, Intan pun berusaha menepis tangan itu.
Merasakan gelagat yang tidak baik, Intan mengajak Nina menjauh dari tempat berdiri mereka sekarang. Namun belum sempat mereka bergerak, ada tangan-tangan yang mencengkeram lengan mereka berdua sehingga mereka tidak dapat bergerak kemana-mana. Disaat bersamaan, kedua wanita cantik itu merasakan tangan yang menjamah tubuh mereka kian banyak. Ada yang meremas-remas pantat mereka dan ada yang naik meraba payudara mereka. Merekapun berusaha meronta melepaskan diri dari situasi tersebut, tangan keduanya bergerak menepis tangan-tangan jahil itu. Namun apa daya dua pasang tangan melawan tangan-tangan sebanyak itu.
"Ehh, apa-apaan ini!" teriak Intan. Namun ia menyadari tidak ada yang paham ucapannya. Ia pun berusah menggunakan bahasa Jepang sebisanya. "Ieee, bageroooo! Emph...." Sebelum sempat meneruskan teriakannya, ada tangan kokoh membekap mulutnya dari belakang sehingga ia tak lagi mampu berkata-kata. Semakin lama, jamahan dari tangan-tangan itu kian mengarah ke paha bagian dalam Intan. Ia pun berusaha mengatupkan kedua kakinya sehingga tangan-tangan itu tidak dapat menjangkau bagian vitalnya. Namun usaha itu sia-sia karena tangan-tangan lain sudah mencengkeram dan merenggangkan kakinya sehingga posisinya terbuka dan tangan-tangan jahanam itu dapat leluasa bergerak menuju vagina Intan yang masih tertutup g-string seksi warna hitam.
"Mmh.... hhhh" Intan hanya bisa sedikit mendesah, dalam keadaan mulutnya disumpal telapak tangan seseorang dibelakangnya. Intan mencoba melihat dimana posisi Nina, tapi ia tidak dapat melihat temannya itu, di sekitarnya hanya ada segerombolan laki-laki.
Perlahan, tangan-tangan tersebut mulai membuka kancing kemeja krem Intan. Intan pun berusaha meronta sebisanya, namun hal tersebut hanya membuat pertahanannya lebih longgar karena berikutnya, mantel bulu yang dikenakannya berhasil direnggut oleh seorang laki-laki anggota gerombolan itu. Kini, Intan masih berpakaian lengkap minus mantel bulunya, namun kancing kemejanya sudah terbuka seluruhnya, memperlihatkan payudara Intan yang sekal dan hanya ditutupi oleh bra berwarna putih. Tangan-tangan yang menjamahnya seolah semakin menggila dengan keadaan tersebut.
"Mmm...!", terdengar suara teriakan tertahan Intan. Rupanya ada yang meremas-remas payudara Intan dengan keras sehingga ia berteriak tertahan. Berikutnya, dengan sekali hentakan, robeklah bra putih yang dikenakan Intan memperlihatkan dua gundukan indah dengan puting berwarna kecokelatan. Kini, tubuh bagian atas intan sudah terbuka dan hanya menyisakan kemejanya yang seluruh kancingnya sudah terbuka. Melihat pemandangan tersebut, seorang diantara gerombolan tersebut bergerak maju dan mulai memainkan puting payudara sebelah kanan Intan, sementara mulutnya mulai 'menyusu' ke payudara sebelah kiri Intan. Yang lebih membuat Intan terkejut adalah, orang tersebut ternyata si bapak berwajah ramah yang bertanya jam tadi. Dalam hatinya Intan berkata "dasar tua cabul, tahu begini udah gue tonjok dari tadi". Sementara itu, tangan-tangan yang 'beroperasi' di bagian bawah tubuh intan semakin berani, ada yang menarik roknya keatas sebatas pinggang, sehingga kini rabaan dan sentuhan mereka dapat langsung bersinggungan dengan kulit telanjang Intan, sebuah tangan meraba naik paha bagian dalamnya dan bersentulah dengan liang vagina Intan yang masih terbungkus g-string hitam. Tangan itu menggesek-gesek kemaluan Intan dengan gerakan maju-mundur. Mendapat rangsangan yang demikian hebat, Intan pun mulai terangsang diluar kemauannya sendiri. Seolah mengetahui hal tersebut, tangan yang membekap mulutnya mulai mengendurkan pegangan dan perlahan melepaskan bekapannya. Intan tak lagi berteriak-teriak, mungkin karena sudah terlampau lelah meronta, disamping itu, tidak bisa dipungkiri bahwa ia menjadi sangat terangsang dengan keadaan *****
Tanpa disadari oleh intan, ternyata g-stringya sudah tidak berada ditempatnya semula, entah kemana, memperlihatkan vaginanya yang dihiasi bulu-bulu kemaluan yang dicukur rapi, sehingga tangan yang tadinya hanya menggesek-gesek kemaluannya, perlahan mulai memainkan jari-jarinya diatas klitoris Intan. Intan terangsang hebat diperlakukan seperti ini, namun ia tidak ingin semua laki-laki dihadapannya tahu bahwa ia terangsang, karena hal tersebut pasti akan membuat mereka merasa senang dan puas. Iapun mencoba menutupinya dengan mengatupkan bibir mungilnya rapat-rapat dan mencoba untuk tidak bersuara, apalagi mendesah. Namun cobaan terasa semakin sulit bagi Intan, selanjutnya, jari tengah si bapak berwajah ramah digerakkan keluar-masuk di dalam liang vagina Intan, didalam vaginanya, jari itu sedikit ditekukkan sehingga mengenai g-spot milik Intan. Intan semakin tidak kuasa menahan gejolak birahi yang dahsyat, mulutnya tetap ditutup rapat-rapat, namun sesekali terdengar desahan tertahan. "Emmh... hhh".
Gerakan jari itu kian lama kian cepat sehingga pertahanan Intan yang mati-matian berusaha tidak menunjukkan ekspresi kenikmatan akhirnya bobol juga.
"Mmhh... aa... aaaaaahh!!" Teriakan itu disertai getaran hebat, ia menggelinjang menerima orgasme pertamanya. Cengkeraman tangan dari para lelaki yang sedari tadi memegangnya kuat-kuat, akhirnya dilepaskan. Intan terduduk lemas, tubuhnya terasa panas terbakar gejolak birahi. Perasaannya bercampur aduk, antara malu, terhina, marah dan nikmat. Hanya sekitar lima-enam detik kemudian, tubuh Intan kembali diangkat oleh para lelaki Jepang tersebut, namun kali ini beberapa orang diantara mereka sudah melorotkan celana masing-masing, memperlihatkan penis masing-masing yang sudah tegak mengacung. Mengetahui apa yang akan dilakukan gerombolan lelaki itu, Intan coba berontak dengan menggunakan tenaganya yang tersisa, namun seorang diantara gerombolan itu, tubuhnya kurus dan agak tonggos, meremas kedua payudaranya kuat-kuat sehingga intan merintih kesakitan dan mencoba menepis tangan itu dari atas payudaranya. Disaat bersamaan, pinggang Intan ditarik kebelakang oleh si bapak berwajah ramah yang langsung menancapkan penis 15cm-nya kedalam vagina Intan dengan sekali hentakan keras. Bless, masuklah penis itu disertai teriakan panjang Intan yang baru pertama kali dimasuki oleh penis laki-laki. Bapak itu memompa tubuh Intan dengan cepat. "Plok...plok", begitu bunyi yang terdengar ketika paha bapak itu beradu dengan paha bagian belakang Intan. Para lelaki yang lain tidak hanya diam saja, sebagian menjamah bagian-bagian sensitif Intan dengan leluasa, sebagian lagi terlihat mengocok penisnya sendiri, dan ada pula yang meraih tangan Intan, dan memaksa Intan untuk mengocok penisnya. Ada seorang lagi yang berperawakan pendek memasukkan penisnya kedalam mulut Intan dan menggerakkannya maju-mundur. Sehingga sekarang, Intan dalam posisi setengah membungkuk dan disetubuhi dari arah depan dan belakang tubuhnya.
Lima belas menit berlalu, lelaki yang penisnya dikocok oleh tangan mungil Intan, tampak tidak kuat lagi menahan gelombang orgasme dan berejakulasi sesaat kemudian, crott!! spermanya muncrat dengan deras dan sebagian mengenai wajah Intan.
"Ah.... ahhh", Intan mendesah seriap kali penis si bapak masuk dengan dalam di vaginanya. Lima menit kemudian, tubuh Intan bergetar hebat, ia mendapatkan orgasme keduanya. "Aaaa.. aaahh!!" Desahnya.
Tidak berapa lama, penis didalam mulut Intan menyemburkan spermanya. Membuat Intan gelagapan dan tersedak sehingga sebagian sperma itu tertelan olehnya, sementara sebagian lagi meleleh keluar dari bibit indahnya. Si bapak yang memompa vagina Intan rupanya kuat juga, masih belum menampakkan tanda-tanda akan keluar. Bapak itu rupanya pandai memainkan tempo, terkadang kocokan penisnya dipelankan dan terkadang cepat. Tampaknya ia benar-benar ingin menikmati jepitan vagina Intan sepuasnya. Sepuluh menit kemudian, cengkeraman tangan bapak itu di pinggang Intan tiba-tiba mengeras, bapak itupun mulai setengah mendesah. "Hhhh.... ah.." Intan tahu bahwa orang dibelakangnya ini akan segera berejakulasi, iapun mencoba menarik badannya ke arah depan sehingga rahimnya dapat diloloskan dari semburan sperma bapak brengsek itu, namun sia-sia, baru setengah penis yang bisa dikeluarkan dan "Aaaaaahh" Crott, crott, crott! Sperma bapak itu keburu keluar membanjiri bagian dalam vagina Intan. "Aah, sial, damn.." gerutu Intan dalam hati karena bapak itu keluar didalam vaginanya.
Tubuh Intanpun digeletakkan di atas lantai kereta dan dikelilingi tiga orang lelaki lagi yang dengan irama cepat mengocok sendiri penis masing-masing di depan wajah Intan, dan beberapa saat kemudian berejakulasi dan menyemburkan sperma masing-masing di wajah Intan. Para lelaki itupun meninggalkan Intan terkulai diatas lantai kereta dalam keadaan telanjang bulat dengan hanya mengenakan kemeja warna krem yang sudah kusut dan basah oleh peluh dan sperma. Payudaranya dipenuhi bekas-bekas remasan dan cupangan yang berwarna kemerahan. Dalam keadaan lemas, ia mencoba mencari Nina yang sejak tadi tidak terlihat. Rupanya, Nina mengalami hal yang sama dan ditinggalkan tergeletak lemas bermandikan keringat dan sperma. Tidak ingin berlama-lama dalam keadaan demikian, Intan segera berdiri, mengelap keringat dan sperma disekujur tubuhnya dengan bra putihnya yang sudah robek, kemudian mengancingkan kembali kemejanya dan menurunkan roknya kembali, Intan kemudian mengajak Nina yang juga sudah merapikan diri, untuk keluar dari kereta dan mengajaknya untuk kembali saja ke tempat Wiwin. Kejadian barusan membuat hasrat belanjanya hilang.
Setibanya mereka di rumah Wiwin, merekapun mandi membersihkan tubuh masing-masing dari sisa-sisa persetubuhan yang baru saja dialami. Kemudian mengistirahatkan tubuh masing-masing. Sorenya, bel depan berbunyi, rupanya Wiwin sudah pulang. Nina yang membukakan pintu. setelah masuk kedalam rumah, Wiwin menanyakan keadaan kedua temannya itu. Intan dan Nina pun menceritakan hal yang tadi mereka alami di kereta sehingga mereka berdua membatalkan niat belanjanya.
"Waduh, gue minta maaf bener. gue lupa kasih tahu kalian, sebenarnya ada kereta khusus untuk penumpang wanita di sini, karena emang banyak kejadian begini sebelumnya."
"Yah, lo kok enggak kasih tahu kita dari kemarin sih Win? Kalau tahu, kan kita enggak bakal diperkosa beg*****"
"Iya, iya, gue bener-bener mohon maaf." Ucap wiwin. "Eh iya, kalian mau enggak, gue kenalin sama cowok gue? Kebetulan tuh, sebentar lagi kes*****"
Intan dan Nina mengiyakan tawaran itu karena memang penasaran seperti apa muka pacar si Wiwin.
Beberapa saat kemudian, kembali terdengar bunyi bel. Wiwin beranjak keluar. Saat kembali kedalam rumah, ia berjalan bersama sesosok pria. Intan terkesiap. Astaga, ternyata si bapak berwajah ramah.....!
Sebut saja namanya Intan, seorang gadis berusia 24 tahun, tingginya 165cm dengan berat badan yang cukup ideal, 53kg, dengan ukuran payudara 34C. Dia bekerja di salah satu stasiun televisi swasta sebagai reporter. Intan beparas cantik dan berkulit putih mulus sehingga dia dapat diterima bekerja sebagai reporter di XX tv sejak dua tahun yang lalu. Sebagai seorang reporter yang pastinya sering muncul menyapa pemirsa di layar kaca, tentunya membuat Intan meraih popularitas sehingga banyak orang mengenalinya. Banyak hal yang dirasa menyenangkan bagi Intan karena popularitas yang didapatnya, diantaranya pada waktu keluar berjalan-jalan, banyak orang yang mengenalinya dan tersenyum kepadanya serta menyapanya, bahkan hingga meminta tandatangannya.
Namun, jika ada hal-hal yang positif tentu saja ada pula yang negatif, diantaranya banyak lelaki yang suka bersiul
Sebagai seorang reporter, tentunya Intan sering meliput berita di sana-sini, lumayanlah itung-itung sekalian jalan-jalan sembari shopping, begitu pikirnya. Terhitung hampir semua daerah, dari Sabang sampai Merauke sudah pernah disinggahinya kala melakukan rutinitasnya sebagai seorang reporter televisi. Walaupun begitu, ia jarang mendapatkan kesempatan untuk melakukan liputan ke luar negeri sehingga suatu saat, ketika atasannya memberikan kesempatan kepadanya untuk meliput berita di Jepang, Intan girang sekali dan langsung memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut. Walaupun tahu bahwa harga-harga di Jepang sangat mahal, ia juga telah menyiapkan anggaran untuk belanja. Di Jepang nanti, Intan ditugaskan untuk meliput sebuah festival adat di Jepang beserta segala keunikannya.
Hari yang dinanti-nantikan tibalah juga. Intan berangkat ditemani oleh Nina, seorang camera person dari XX tv ke Jepang. Nina berusia dua tahun lebih muda dari Intan, tinggi badannya sepantaran dengan Intan namun sedikit lebih kurus dengan payudara yang lebih kecil 34A, gayanya modis, dan rambutnya seringkali bergonta-ganti warna, kali ini ia mengecat rambutnya dengan warna cokelat kemerahan, menambah cantik penampilannya yang juga berkulit putih. Mereka menggunakan jasa salah satu maskapai penerbangan dalam negeri karena memang maskapai dalam negeri tidak dicekal di Jepang seperti halnya yang dilakukan oleh negara-negara Uni-Eropa.
Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, tibalah Intan dan rekannya di bandara internasional Narita.
"Lo kenapa Nin?", tanya Intan pada kawannya. "Kok kelihatannya lesu gitu?"
"Ya ialah, lama banget tuh perjalanan tadi, lo sih enak, molor terus!"
Ucapan temannya tersebut hanya ditanggapi dengan tawa oleh Intan, karena memang selama perjalanan menuju Jepang, ia lebih banyak tidur, bukan karena fasilitas pesawat yang nyaman, namun lebih dikarenakan balas dendam, balas dendam? Lho? Memang, seminggu terakhir sebelum berangkat ke Jepang, ia terus melakukan liputan berpindah-pindah kota untuk sebuah program wisata belanja, hal itu dilakukannya untuk mengejar deadline dari pimpinan redaksi.
Selama di Jepang, rencananya Intan dan Nina akan tinggal di rumah Wiwin, kawan akrab Intan kala masih duduk di bangku SMU, Wiwin sekarang bekerja sebagai seorang designer dan tinggal dekat kawasan Shibuya. Hal ini juga merupakan suatu kebetulan bagi Intan karena Shibuya memang terkenal dengan wisata belanja, kegemaran utama Intan.
Setibanya di kediaman Wiwin, Intan dan Nina langsung memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu seusai perjalanan panjang dari Indonesia, malam harinya Intan mengajak wiwin untuk mengantarnya berbelanja keesokan harinya.
"Win, besok selesai liputan, lo anterin gue shopping yuk, gue kan disini cuman dua hari".
"Aduuuh, sorry tan, gue besok ada meeting sama klien, enggak bisa ditinggalin. Plus sorenya gue ketemuan sama cowok gue. Emm, lo ditemenin sama si Nina aja ya? Ntar gue kasih tahu tempat-tempat yang barangnya bagus dan murah."
"Yah, si Nina kan sama aja kaya gue, awam sama daerah sini, lo gimana sih?"
"Iya, iya, soriii banget tapi gue betul-betul nggak bisa, lagian transportnya gampang kok, naik KRL sekali juga nyampe."
"Mmm..... ya sudah deh engga apa-apa kalau begitu." Jawab Intan dengan muka masam. "Eh, omong-omong cowok lo cakep ga?"
"Yaa, itu khan relatif, tapi umurnya udah jauh lebih tua, ada terpaut limabelas tahunan sama gue, lumayan tajir lagi."
"Gila lo, sekarang kok seleranya berubah, seneng sama om-om, hahahaha." Merekapun bercanda hingga merasa mengantuk dan beristirahat kemudian.
Keesokan harinya, Intan dan Nina menyelesaikan liputan berita untuk XX tv dengan lancar, merekapun kembali terlebih dahulu ke tempat Wiwin untuk meletakkan kamera dan berganti pakaian. Intan dan Nina sepakat kompakan memakai rok span berwarna senada, hitam, sehingga tampak kontras dengan paha keduanya yang putih mulus. Nina memadukan roknya dengan blouse putih, sedangkan Intan memilih mengenakan kemeja berwarna krem, mereka berdua mengenakan mantel bulu karena udara yang lebih dingin dibanding di tanah air.
Berdua, mereka berangkat naik taksi ke stasiun dan kemudian membeli tiket kereta rel listrik, tak lama menunggu, keretapun datang dan mereka segera naik.
Sementara itu, di tempat kerjanya, Wiwin tampak teringat sesuatu dan mengangkat ponselnya, hendak menelepon Intan, namun, "astaga, dia belum ganti nomor lokal, enggak bisa dihubungi deh." Kata Wiwin dalam hati dengan wajah yang tampak kebingungan karena hendak memberitahukan sesuatu pada Intan namun tidak bisa dilakukan.
Di dalam kereta, Intan dan Nina ternyata tidak dapat menemukan tempat duduk yang kosong, sehingga keduanyapun memutuskan untuk berdiri sambil berpegang pada pegangan yang sengaja dibuat untuk penumpang yang tidak kebagian tempat duduk. Lima menit berlalu, sambil berdiri, Nina dan Intan baru menyadari bahwa hampir seluruh penumpang di gerbong tersebut adalah laki-laki, hanya ada dua wanita tua yang sedang terlelap duduk di ujung gerbong. Perhentian berikutnya, beberapa penumpang turun, Intan dan Nina mencoba mengambil kesempatan untuk duduk, namun keduluan oleh beberapa penumpang lain yang sedari tadi juga berdiri. Segerombolan penumpang baru juga masuk, dan seluruhnya pria. Space untuk berdiri pun kian sempit, sehingga Intan dan Nina hampir dikelilingi oleh gerombolan pria yang bau naik tadi.
"Yah, sial, berdiri lagi deh." Ujar Intan yang diamini oleh Nina.
"Liat deh, penumpangnya laki semua tapi nggak ada yang gentleman, ngasih tempat duduk kek buat makhluk-makhluk cantik, ha2." Canda Nina yang disambut tawa renyah Intan
Sesaat setelah itu, terdengar suara seseorang dibelakang mereka, dari nada bicaranya nampaknya bertanya sesuatu kepada mereka. Merekapun menoleh mencari si sumber suara. Tampak dihadapan mereka seorang bapak berwajah ramah, jika ditaksir, kira-kira umurnya empatpuluhan. Ternyata orang tersebut yang memanggil tadi.
"Ima nanji desu ka?"
Intan dan Nina sama-sama bengong karena sama sekali tidak mengerti apa yang baru saja diucapkan pria tersebut.
Seolah mengerti bahwa yang diajak bicara tidak mengerti bahasanya, bapak tersebut mengulangi pertanyaannya.
"Ano, What is da time?" Ujarnya dengan bahasa Inggris sekenanya sambil menunjuk pergelangan tangannya sendiri.
Intan dan Nina baru mengerti apa yang ditanyakan tadi ketika si bapak berwajah ramah mengulangi pertanyaannya dalam bahasa Inggris, walaupun tata bahasanya salah (yang benar what time is it?).
Untungnya Intan sudah mencocokkan jam tangannya dengan waktu setempat. Ia pun memperlihatkan jam tangannya kehadapan bapak itu agar dapat melihat sendiri pukul berapa sekarang. Bapak itupun manggut-manggut setelah melihat jam. "Domo arigato gozaimasu" Ucapnya sambil tersenyum. Kalau yang ini Intan mengerti bahwa artinya terima kasih, ia pun membalas senyuman bapak itu, sementara Nina hanya memperhatikan dari tadi.
Sebelum sempat membalikkan badan, Intan merasakan ada tangan yang menyenggol paha bagian belakangnya. Ia pun berbisik kepada Nina, "Nin, tadi kayak ada yang nyolek gue deh."
"Masa? Kok sama, tadi juga kayak ada yang nyenggol pantat gue." bisik Nina.
"Ya udahlah, mungkin kebetulan saja, kereta ini kan bergerak terus jadi mungkin ada yang badannya jadi gak seimbang dan gak sengaja nyenggol." tukas Intan. Nina pun mengiyakan ucapan temannya itu dan bersikap santai saja sambil menunggu kereta sampai di tujuan.
Belum ada lima detik dari senggolan pertama tadi, kembali Intan merasakan rabaan pada pantatnya, kali ini bukan lagi menyenggol, namun terasa sedikit meremas. Terkejut, Intan pun berusaha menepis tangan itu.
Merasakan gelagat yang tidak baik, Intan mengajak Nina menjauh dari tempat berdiri mereka sekarang. Namun belum sempat mereka bergerak, ada tangan-tangan yang mencengkeram lengan mereka berdua sehingga mereka tidak dapat bergerak kemana-mana. Disaat bersamaan, kedua wanita cantik itu merasakan tangan yang menjamah tubuh mereka kian banyak. Ada yang meremas-remas pantat mereka dan ada yang naik meraba payudara mereka. Merekapun berusaha meronta melepaskan diri dari situasi tersebut, tangan keduanya bergerak menepis tangan-tangan jahil itu. Namun apa daya dua pasang tangan melawan tangan-tangan sebanyak itu.
"Ehh, apa-apaan ini!" teriak Intan. Namun ia menyadari tidak ada yang paham ucapannya. Ia pun berusah menggunakan bahasa Jepang sebisanya. "Ieee, bageroooo! Emph...." Sebelum sempat meneruskan teriakannya, ada tangan kokoh membekap mulutnya dari belakang sehingga ia tak lagi mampu berkata-kata. Semakin lama, jamahan dari tangan-tangan itu kian mengarah ke paha bagian dalam Intan. Ia pun berusaha mengatupkan kedua kakinya sehingga tangan-tangan itu tidak dapat menjangkau bagian vitalnya. Namun usaha itu sia-sia karena tangan-tangan lain sudah mencengkeram dan merenggangkan kakinya sehingga posisinya terbuka dan tangan-tangan jahanam itu dapat leluasa bergerak menuju vagina Intan yang masih tertutup g-string seksi warna hitam.
"Mmh.... hhhh" Intan hanya bisa sedikit mendesah, dalam keadaan mulutnya disumpal telapak tangan seseorang dibelakangnya. Intan mencoba melihat dimana posisi Nina, tapi ia tidak dapat melihat temannya itu, di sekitarnya hanya ada segerombolan laki-laki.
Perlahan, tangan-tangan tersebut mulai membuka kancing kemeja krem Intan. Intan pun berusaha meronta sebisanya, namun hal tersebut hanya membuat pertahanannya lebih longgar karena berikutnya, mantel bulu yang dikenakannya berhasil direnggut oleh seorang laki-laki anggota gerombolan itu. Kini, Intan masih berpakaian lengkap minus mantel bulunya, namun kancing kemejanya sudah terbuka seluruhnya, memperlihatkan payudara Intan yang sekal dan hanya ditutupi oleh bra berwarna putih. Tangan-tangan yang menjamahnya seolah semakin menggila dengan keadaan tersebut.
"Mmm...!", terdengar suara teriakan tertahan Intan. Rupanya ada yang meremas-remas payudara Intan dengan keras sehingga ia berteriak tertahan. Berikutnya, dengan sekali hentakan, robeklah bra putih yang dikenakan Intan memperlihatkan dua gundukan indah dengan puting berwarna kecokelatan. Kini, tubuh bagian atas intan sudah terbuka dan hanya menyisakan kemejanya yang seluruh kancingnya sudah terbuka. Melihat pemandangan tersebut, seorang diantara gerombolan tersebut bergerak maju dan mulai memainkan puting payudara sebelah kanan Intan, sementara mulutnya mulai 'menyusu' ke payudara sebelah kiri Intan. Yang lebih membuat Intan terkejut adalah, orang tersebut ternyata si bapak berwajah ramah yang bertanya jam tadi. Dalam hatinya Intan berkata "dasar tua cabul, tahu begini udah gue tonjok dari tadi". Sementara itu, tangan-tangan yang 'beroperasi' di bagian bawah tubuh intan semakin berani, ada yang menarik roknya keatas sebatas pinggang, sehingga kini rabaan dan sentuhan mereka dapat langsung bersinggungan dengan kulit telanjang Intan, sebuah tangan meraba naik paha bagian dalamnya dan bersentulah dengan liang vagina Intan yang masih terbungkus g-string hitam. Tangan itu menggesek-gesek kemaluan Intan dengan gerakan maju-mundur. Mendapat rangsangan yang demikian hebat, Intan pun mulai terangsang diluar kemauannya sendiri. Seolah mengetahui hal tersebut, tangan yang membekap mulutnya mulai mengendurkan pegangan dan perlahan melepaskan bekapannya. Intan tak lagi berteriak-teriak, mungkin karena sudah terlampau lelah meronta, disamping itu, tidak bisa dipungkiri bahwa ia menjadi sangat terangsang dengan keadaan *****
Tanpa disadari oleh intan, ternyata g-stringya sudah tidak berada ditempatnya semula, entah kemana, memperlihatkan vaginanya yang dihiasi bulu-bulu kemaluan yang dicukur rapi, sehingga tangan yang tadinya hanya menggesek-gesek kemaluannya, perlahan mulai memainkan jari-jarinya diatas klitoris Intan. Intan terangsang hebat diperlakukan seperti ini, namun ia tidak ingin semua laki-laki dihadapannya tahu bahwa ia terangsang, karena hal tersebut pasti akan membuat mereka merasa senang dan puas. Iapun mencoba menutupinya dengan mengatupkan bibir mungilnya rapat-rapat dan mencoba untuk tidak bersuara, apalagi mendesah. Namun cobaan terasa semakin sulit bagi Intan, selanjutnya, jari tengah si bapak berwajah ramah digerakkan keluar-masuk di dalam liang vagina Intan, didalam vaginanya, jari itu sedikit ditekukkan sehingga mengenai g-spot milik Intan. Intan semakin tidak kuasa menahan gejolak birahi yang dahsyat, mulutnya tetap ditutup rapat-rapat, namun sesekali terdengar desahan tertahan. "Emmh... hhh".
Gerakan jari itu kian lama kian cepat sehingga pertahanan Intan yang mati-matian berusaha tidak menunjukkan ekspresi kenikmatan akhirnya bobol juga.
"Mmhh... aa... aaaaaahh!!" Teriakan itu disertai getaran hebat, ia menggelinjang menerima orgasme pertamanya. Cengkeraman tangan dari para lelaki yang sedari tadi memegangnya kuat-kuat, akhirnya dilepaskan. Intan terduduk lemas, tubuhnya terasa panas terbakar gejolak birahi. Perasaannya bercampur aduk, antara malu, terhina, marah dan nikmat. Hanya sekitar lima-enam detik kemudian, tubuh Intan kembali diangkat oleh para lelaki Jepang tersebut, namun kali ini beberapa orang diantara mereka sudah melorotkan celana masing-masing, memperlihatkan penis masing-masing yang sudah tegak mengacung. Mengetahui apa yang akan dilakukan gerombolan lelaki itu, Intan coba berontak dengan menggunakan tenaganya yang tersisa, namun seorang diantara gerombolan itu, tubuhnya kurus dan agak tonggos, meremas kedua payudaranya kuat-kuat sehingga intan merintih kesakitan dan mencoba menepis tangan itu dari atas payudaranya. Disaat bersamaan, pinggang Intan ditarik kebelakang oleh si bapak berwajah ramah yang langsung menancapkan penis 15cm-nya kedalam vagina Intan dengan sekali hentakan keras. Bless, masuklah penis itu disertai teriakan panjang Intan yang baru pertama kali dimasuki oleh penis laki-laki. Bapak itu memompa tubuh Intan dengan cepat. "Plok...plok", begitu bunyi yang terdengar ketika paha bapak itu beradu dengan paha bagian belakang Intan. Para lelaki yang lain tidak hanya diam saja, sebagian menjamah bagian-bagian sensitif Intan dengan leluasa, sebagian lagi terlihat mengocok penisnya sendiri, dan ada pula yang meraih tangan Intan, dan memaksa Intan untuk mengocok penisnya. Ada seorang lagi yang berperawakan pendek memasukkan penisnya kedalam mulut Intan dan menggerakkannya maju-mundur. Sehingga sekarang, Intan dalam posisi setengah membungkuk dan disetubuhi dari arah depan dan belakang tubuhnya.
Lima belas menit berlalu, lelaki yang penisnya dikocok oleh tangan mungil Intan, tampak tidak kuat lagi menahan gelombang orgasme dan berejakulasi sesaat kemudian, crott!! spermanya muncrat dengan deras dan sebagian mengenai wajah Intan.
"Ah.... ahhh", Intan mendesah seriap kali penis si bapak masuk dengan dalam di vaginanya. Lima menit kemudian, tubuh Intan bergetar hebat, ia mendapatkan orgasme keduanya. "Aaaa.. aaahh!!" Desahnya.
Tidak berapa lama, penis didalam mulut Intan menyemburkan spermanya. Membuat Intan gelagapan dan tersedak sehingga sebagian sperma itu tertelan olehnya, sementara sebagian lagi meleleh keluar dari bibit indahnya. Si bapak yang memompa vagina Intan rupanya kuat juga, masih belum menampakkan tanda-tanda akan keluar. Bapak itu rupanya pandai memainkan tempo, terkadang kocokan penisnya dipelankan dan terkadang cepat. Tampaknya ia benar-benar ingin menikmati jepitan vagina Intan sepuasnya. Sepuluh menit kemudian, cengkeraman tangan bapak itu di pinggang Intan tiba-tiba mengeras, bapak itupun mulai setengah mendesah. "Hhhh.... ah.." Intan tahu bahwa orang dibelakangnya ini akan segera berejakulasi, iapun mencoba menarik badannya ke arah depan sehingga rahimnya dapat diloloskan dari semburan sperma bapak brengsek itu, namun sia-sia, baru setengah penis yang bisa dikeluarkan dan "Aaaaaahh" Crott, crott, crott! Sperma bapak itu keburu keluar membanjiri bagian dalam vagina Intan. "Aah, sial, damn.." gerutu Intan dalam hati karena bapak itu keluar didalam vaginanya.
Tubuh Intanpun digeletakkan di atas lantai kereta dan dikelilingi tiga orang lelaki lagi yang dengan irama cepat mengocok sendiri penis masing-masing di depan wajah Intan, dan beberapa saat kemudian berejakulasi dan menyemburkan sperma masing-masing di wajah Intan. Para lelaki itupun meninggalkan Intan terkulai diatas lantai kereta dalam keadaan telanjang bulat dengan hanya mengenakan kemeja warna krem yang sudah kusut dan basah oleh peluh dan sperma. Payudaranya dipenuhi bekas-bekas remasan dan cupangan yang berwarna kemerahan. Dalam keadaan lemas, ia mencoba mencari Nina yang sejak tadi tidak terlihat. Rupanya, Nina mengalami hal yang sama dan ditinggalkan tergeletak lemas bermandikan keringat dan sperma. Tidak ingin berlama-lama dalam keadaan demikian, Intan segera berdiri, mengelap keringat dan sperma disekujur tubuhnya dengan bra putihnya yang sudah robek, kemudian mengancingkan kembali kemejanya dan menurunkan roknya kembali, Intan kemudian mengajak Nina yang juga sudah merapikan diri, untuk keluar dari kereta dan mengajaknya untuk kembali saja ke tempat Wiwin. Kejadian barusan membuat hasrat belanjanya hilang.
Setibanya mereka di rumah Wiwin, merekapun mandi membersihkan tubuh masing-masing dari sisa-sisa persetubuhan yang baru saja dialami. Kemudian mengistirahatkan tubuh masing-masing. Sorenya, bel depan berbunyi, rupanya Wiwin sudah pulang. Nina yang membukakan pintu. setelah masuk kedalam rumah, Wiwin menanyakan keadaan kedua temannya itu. Intan dan Nina pun menceritakan hal yang tadi mereka alami di kereta sehingga mereka berdua membatalkan niat belanjanya.
"Waduh, gue minta maaf bener. gue lupa kasih tahu kalian, sebenarnya ada kereta khusus untuk penumpang wanita di sini, karena emang banyak kejadian begini sebelumnya."
"Yah, lo kok enggak kasih tahu kita dari kemarin sih Win? Kalau tahu, kan kita enggak bakal diperkosa beg*****"
"Iya, iya, gue bener-bener mohon maaf." Ucap wiwin. "Eh iya, kalian mau enggak, gue kenalin sama cowok gue? Kebetulan tuh, sebentar lagi kes*****"
Intan dan Nina mengiyakan tawaran itu karena memang penasaran seperti apa muka pacar si Wiwin.
Beberapa saat kemudian, kembali terdengar bunyi bel. Wiwin beranjak keluar. Saat kembali kedalam rumah, ia berjalan bersama sesosok pria. Intan terkesiap. Astaga, ternyata si bapak berwajah ramah.....!
Rekan Kerjaku
Pada hari biasa kondisi Kebun Binatang Surabaya (KBS) biasanya sepi dari kunjungan, paling-paling jadi agak ramai kalau ada kunjungan dari sekolah-sekolah yang mengadakan kegiatan luar untuk mengunjungi KBS. Apa lagi pada hari Jumat seperti ini, selain sepi dari kunjungan pengunjung, para karyawan pada pukul 11 siang sudah pada pulang kecuali yang memang mendapat tugas piket seperti aku.
Seperti biasa para karyawan pada saat hari Jumat siang langsung meninggalkan KBS setelah sholat Jumat atau bahkan ada yang sudah ngeloyor pulang tanpa ikut sholat Jumat lagi hingga suasana KBS sepi sekali siang ini, hanya suara satwa saja yang tetap terdengar di sekeliling KBS. Tidak ada yang harus kukerjakan siang ***** Semua satwa baik-baik saja, namun karena namanya juga piket maka aku harus tetap tinggal di klinik hewan hingga pukul 5 petang nanti.
Klinik hewan di KBS letaknya di bagian paling belakang dekat kandang gajah, dan satu area dengan tempat karantina maupun area bayi satwa yang memang disediakan tempat khusus bagi bayi-bayi satwa yang lahir namun induknya enggan untuk mengasuh.
Untuk mengingatkan pembaca yang belum pernah membaca tulisanku sebelumnya, namaku Natalia, berusia 28 tahun. Aku seorang dokter hewan lulusan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Tinggiku 170 cm, cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita. Aku sengaja menyebutnya wanita, bukan menyebut gadis, karena aku memang sudah bukan gadis lagi. Tetapi juga bukan berarti aku sudah berumah tangga. Aku masih berstatus bujang walau sudah bukan gadis lagi. Sebaiknya pembaca ikuti saja aktivitas seksku pada ceritaku terdahulu, karena kalau harus kuceritakan lagi pada bagian ini, nantinya akan jadi panjang dan bertele-tele.
Kembali pada ceritaku kali ini, siang itu tidak ada sesuatu yang harus kukerjakan hingga aku duduk seorang diri di kantor klinik hewan. Karena ruangannya yang sepi, kuangkat kedua kakiku dan kuletakkan di atas meja. Sebagian pembaca tentu masih ingat, aku selalu mengenakan rok mini yang lebar di bagian bawahannya hingga tentu saja posisiku duduk sekarang membuat pantat dan paha bagian belakangku terbuka lebar.
Kusilangkan kakiku di atas meja, pantatku kuletakkan di ujung kursi putar sambil bersandar. Aku membaca buku-buku tentang satwa dari luar negeri. Suhu udara di Surabaya akhir-akhir ini sangat panas, sudah waktunya hujan namun sampai dengan saat ini kota Surabaya belum juga terguyur hujan sama sekali.
Posisi dudukku saat itu terus terang sangat menyejukkan daerah sekitar selangkanganku karena hembusan hawa dingin dari AC bisa langsung menerpa daerah sekitar pangkal pahaku. Karena lelah membaca, kusandarkan kepalaku ke kursi sambil kupejamkan mata untuk tidur-tiduran, sementara HT tetap kunyalakan dan kuletakkan di atas meja dekatku agar sewaktu-waktu ada panggilan darurat aku bisa langsung memonitornya.
Kulepas satu lagi kancing bagian atas hem longgar yang kukenakan, harapanku hembusan hawa dingin AC di ruangan klinik ini dapat menyusup masuk dadaku agar tidak kegerahan. Rupa-rupanya semilir hembusan hawa dingin AC yang menyejukkan ruang klinik ini telah benar-benar membuatku tertidur cukup pulas sehingga aku tidak mengetahui saat ada orang masuk ke klinik.
Bernard salah seorang kolegaku rupanya siang itu juga mendapat giliran piket. Untuk mengusir rasa jenuhnya, rupa-rupanya Bernard berjalan-jalan mengelilingi KBS hingga sampai di klinik dan kemudian mampir sejenak. Dapat pembaca bayangkan apa yang Bernard lihat saat memasuki ruangan klinik? Mata Bernard langsung tertuju pada bagian belakang pahaku yang terbuka lebar hingga bagian pantatku. Langsung saja Bernard menelan ludahnya saat ia melihat pahaku yang mulus dan sedikit ditumbuhi bulu halus itu terpampang jelas di hadapannya.
Bernard yang sebenarnya sudah sejak lama berusaha mencoba merayuku, siang ini tanpa disangka dia bagaikan mendapat rejeki nomplok saja. Bernard sebenarnya sudah beristrikan seorang dokter umum dan juga sudah memiliki anak. Usia Bernard sekitar 36 tahun, orangnya tidak terlalu tinggi, sekitar 165 cm dan wajahnya cukup lumayan. Orangnya cukup konyol dan suka bercanda. Begitu melihat pemandangan seperti itu, dengan serta merta Bernard langsung maju dan berjongkok tepat di depan belahan pangkal pahaku. Mulutnya meniup-niup selangkanganku. Pada awalnya aku memang tidak merasakannya karena aku sedang benar-benar tertidur pulas, namun lama kelamaan aku dapat juga merasakan adanya hembusan angin yang datangnya bukan dari hembusan AC.
Kubuka mataku dan sungguh sangat terkejut karena kulihat ada orang yang sedang berjongkok menghadap selangkanganku sedang meniup pangkal pahaku. Secara spontan kuturunkan kedua belah kakiku dari atas meja. Karena kejadiannya begitu cepat, kepala Bernard tertindih oleh pahaku. Akibatnya posisi kepala Bernard akhirnya terkangkangi oleh pahaku dan wajah Bernard jatuh tepat di pangkal selangkanganku. Gila! Bernard bukannya segera berdiri dan menyingkir, tapi dengan serta merta wajahnya malah diusapkan ke pangkal selangkanganku yang terkangkang tadi. Usapannya membuatku geli. Lalu hidung Bernard menyingkap ujung G String-ku yang sexy.
Aku saat itu memakai CD model G String yang mini, bahannya hanya berupa seutas tali nylon yang melingkari pinggangku, selebihnya adalah seutas nylon lainnya menyambung dari pinggang bagian belakang, turun ke bawah mengikuti bagian belahan pantatku, melilit ke depan tepat di bagian liang vaginaku tersambung dengan secarik kain sutera tipis yang berbentuk segi tiga.
Di bagian sutera tipis benbentuk segi tiga ini, ujung hidung Bernard menyangkut di lipatan penutup liang vaginaku. Akibat gesekan wajahnya di selangkanganku maka tersingkap pula bibir vaginaku hingga Bernard dapat menyaksikannya dengan jelas sekali, karena bola matanya hanya beberapa centi saja di hadapan bibir vaginaku yang dalamnya berwarna merah muda menggairahkan itu.
Melihat pemandangan seperti itu membuat Bernard yang tadinya mungkin hanya iseng ingin menggodaku jadi semakin bernafsu saja. Mulutnya langsung menghunjam vaginaku, bibir Bernard serta merta dengan lahapnya menciumi bibir vaginaku.
Kejadiannya sejak awal terasa begitu cepat. Tangan Bernard sudah langsung menarik ikatan G String-ku yang terletak di samping kiri kanan pinggangku. Kondisi bagian bawah rok miniku yang lebar ini membuat Bernard tidak menemui kesulitan sama sekali. Dalam hitungan detik saja bagian bawahku sudah tanpa dilapisi sehelai benang pun.
Kepala Bernard tertutup oleh rok miniku, wajahnya tepat di selangkanganku dan bibirnya melumat bibir vaginaku dengan penuh nafsu. Lidahnya dijulurkan dan dikorek-korekkannya ke klitorisku. Apa yang ia lakukan membuatku yang tadinya pada saat awal-awal kejadian ingin memarahinya, tidak jadi. Aku malah jadi terangsang oleh permainan lidah Bernard yang menjilat habis bibir dan liang vaginaku.
Lidah Bernard menjulur mengorek-ngorek liang vaginaku hingga terasa menyentuh bagian dalam dinding-dinding vaginaku yang segera menjadi basah oleh cairan bening yang mengalir dari dalam vaginaku. Aku tidak bisa menahan lagi gejolak nafsuku hingga tanganku menyusup ke balik hem yang kukenakan dan jari-jari tanganku meremas payudaraku sendiri. Kupilin-pilin puting susuku dengan jari. Rasanya nikmat sekali hingga payudaraku terasa semakin keras karena aku sudah benar-benar diselimuti oleh nafsu.
Bernard mengangkat kedua belah kakiku sambil membukanya lebar-lebar. Kedua pahaku dikangkangkannya untuk memberi tempat yang lebih leluasa bagi mulut dan lidahnya untuk menjilati seputaran vaginaku. Bernard sangat piawai memainkan ujung lidahnya sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama baginya membuatku orgasme. Semburan hangat langsung muncrat dari dalam rahimku, keluar membasahi liang dan dinding vaginaku dan serta merta Bernard langsung menjilat dan menelan habis cairan pelumasku yang mengalir keluar.
"Huu.. Uucch! Oo.. Oocch! Aa.. Aacch!", aku melenguh bagaikan anak sapi saja. Bernard tetap saja meneruskan jilatannya sampai vaginaku benar-benar bersih dan kering kembali.
Aku akhirnya menarik napas panjang mengiringi semburan terakhir pelumasku yang merembes keluar melalui liang vaginaku. Selesai melakukan jilatannya, Bernard langsung berdiri sambil membuka kancing celananya. Celana berikut CD-nya diperosotkan sampat batas lututnya hingga tampak batang kemaluannya langsung menjulang keluar bagaikan torpedo yang siap diluncurkan menuju sasaran.
Bernard mengangkat kedua kakiku sehingga badanku terlipat. Lututku didorong hingga berada dekat dengan wajahku, batang kemaluannya langsung diarahkan ke belahan bibir vaginaku dan tanpa harus mendapat bimbingan lagi, batang kemaluannya telah berada tepat menempel di mulut liang vaginaku. Didorong-dorongkannya sedikit sehingga kepala kemaluannya menemui sasaran yang tepat, kemudian didorongkan sedikit lebih dalam lagi dan, slee.. eep! Masuklah sebagian batang kemaluannya. Ditarik keluar sedikit dan didorongkannya lagi masuk lebih dalam.
"Oo.. Oocch! Slee.. Eep! Slee.. Eepp! Uu.. Uucch! Slee.. Eepp! Slee.. Eepp! Aa.. Aacch!", demikian suara rintihanku bersahut-sahutan dengan bunyi suara saat batang kemaluan Bernard memompa liang vaginaku.
Kondisi liang vaginaku sudah sangat basah sehingga memudahkan batang kemaluan Bernard terbenam habis ke dalam vaginaku. Ujung kepala kemaluannya terasa menyodok-nyodok dinding rahimku. Ujungnya menyentuh dan menekan-tekan tonjolan daging seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang vaginaku, rasanya luar biasa nikmat.
Karena memang sudah cukup lama aku tidak melakukan ML ditambah dengan permainan Bernard yang cukup piawai hingga membuatku segera akan mencapai puncak kenikmatan kembali.
"Ayoo..! Terus..! Aku sudah hampir orgasme!", seruku.
"Sebentar Nat! Kita keluarin sama-sama..", jawab Bernard.
"Dikeluarin di dalam atau di luar nich?", tanya Bernard padaku sambil terus memompakan batang kemaluannya di dalam liang vaginaku.
"Uu.. Uucch! Terserah..!", teriakku dan..
"Ooo.. Oocch! Aa.. Aacch!"
Badanku tiba-tiba gemetar dan sedikit kejang. Bernard pun ikut melenguh sambil tetap menggenjot pompaannya lebih cepat lagi. Kami dalam waktu yang hampir bersamaan sama-sama mengalami orgasme. Terasa sekali semburan sperma Bernard yang hangat membanjiri liang vaginaku. Tumpahan cairan cinta kami tercampur jadi satu dalam liang vaginaku, saking banyaknya bahkan tidak tertampung sehingga merembes keluar mengalir mengikuti celah belahan pantatku dan membasahi anusku.
Seperti biasa para karyawan pada saat hari Jumat siang langsung meninggalkan KBS setelah sholat Jumat atau bahkan ada yang sudah ngeloyor pulang tanpa ikut sholat Jumat lagi hingga suasana KBS sepi sekali siang ini, hanya suara satwa saja yang tetap terdengar di sekeliling KBS. Tidak ada yang harus kukerjakan siang ***** Semua satwa baik-baik saja, namun karena namanya juga piket maka aku harus tetap tinggal di klinik hewan hingga pukul 5 petang nanti.
Klinik hewan di KBS letaknya di bagian paling belakang dekat kandang gajah, dan satu area dengan tempat karantina maupun area bayi satwa yang memang disediakan tempat khusus bagi bayi-bayi satwa yang lahir namun induknya enggan untuk mengasuh.
Untuk mengingatkan pembaca yang belum pernah membaca tulisanku sebelumnya, namaku Natalia, berusia 28 tahun. Aku seorang dokter hewan lulusan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Tinggiku 170 cm, cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita. Aku sengaja menyebutnya wanita, bukan menyebut gadis, karena aku memang sudah bukan gadis lagi. Tetapi juga bukan berarti aku sudah berumah tangga. Aku masih berstatus bujang walau sudah bukan gadis lagi. Sebaiknya pembaca ikuti saja aktivitas seksku pada ceritaku terdahulu, karena kalau harus kuceritakan lagi pada bagian ini, nantinya akan jadi panjang dan bertele-tele.
Kembali pada ceritaku kali ini, siang itu tidak ada sesuatu yang harus kukerjakan hingga aku duduk seorang diri di kantor klinik hewan. Karena ruangannya yang sepi, kuangkat kedua kakiku dan kuletakkan di atas meja. Sebagian pembaca tentu masih ingat, aku selalu mengenakan rok mini yang lebar di bagian bawahannya hingga tentu saja posisiku duduk sekarang membuat pantat dan paha bagian belakangku terbuka lebar.
Kusilangkan kakiku di atas meja, pantatku kuletakkan di ujung kursi putar sambil bersandar. Aku membaca buku-buku tentang satwa dari luar negeri. Suhu udara di Surabaya akhir-akhir ini sangat panas, sudah waktunya hujan namun sampai dengan saat ini kota Surabaya belum juga terguyur hujan sama sekali.
Posisi dudukku saat itu terus terang sangat menyejukkan daerah sekitar selangkanganku karena hembusan hawa dingin dari AC bisa langsung menerpa daerah sekitar pangkal pahaku. Karena lelah membaca, kusandarkan kepalaku ke kursi sambil kupejamkan mata untuk tidur-tiduran, sementara HT tetap kunyalakan dan kuletakkan di atas meja dekatku agar sewaktu-waktu ada panggilan darurat aku bisa langsung memonitornya.
Kulepas satu lagi kancing bagian atas hem longgar yang kukenakan, harapanku hembusan hawa dingin AC di ruangan klinik ini dapat menyusup masuk dadaku agar tidak kegerahan. Rupa-rupanya semilir hembusan hawa dingin AC yang menyejukkan ruang klinik ini telah benar-benar membuatku tertidur cukup pulas sehingga aku tidak mengetahui saat ada orang masuk ke klinik.
Bernard salah seorang kolegaku rupanya siang itu juga mendapat giliran piket. Untuk mengusir rasa jenuhnya, rupa-rupanya Bernard berjalan-jalan mengelilingi KBS hingga sampai di klinik dan kemudian mampir sejenak. Dapat pembaca bayangkan apa yang Bernard lihat saat memasuki ruangan klinik? Mata Bernard langsung tertuju pada bagian belakang pahaku yang terbuka lebar hingga bagian pantatku. Langsung saja Bernard menelan ludahnya saat ia melihat pahaku yang mulus dan sedikit ditumbuhi bulu halus itu terpampang jelas di hadapannya.
Bernard yang sebenarnya sudah sejak lama berusaha mencoba merayuku, siang ini tanpa disangka dia bagaikan mendapat rejeki nomplok saja. Bernard sebenarnya sudah beristrikan seorang dokter umum dan juga sudah memiliki anak. Usia Bernard sekitar 36 tahun, orangnya tidak terlalu tinggi, sekitar 165 cm dan wajahnya cukup lumayan. Orangnya cukup konyol dan suka bercanda. Begitu melihat pemandangan seperti itu, dengan serta merta Bernard langsung maju dan berjongkok tepat di depan belahan pangkal pahaku. Mulutnya meniup-niup selangkanganku. Pada awalnya aku memang tidak merasakannya karena aku sedang benar-benar tertidur pulas, namun lama kelamaan aku dapat juga merasakan adanya hembusan angin yang datangnya bukan dari hembusan AC.
Kubuka mataku dan sungguh sangat terkejut karena kulihat ada orang yang sedang berjongkok menghadap selangkanganku sedang meniup pangkal pahaku. Secara spontan kuturunkan kedua belah kakiku dari atas meja. Karena kejadiannya begitu cepat, kepala Bernard tertindih oleh pahaku. Akibatnya posisi kepala Bernard akhirnya terkangkangi oleh pahaku dan wajah Bernard jatuh tepat di pangkal selangkanganku. Gila! Bernard bukannya segera berdiri dan menyingkir, tapi dengan serta merta wajahnya malah diusapkan ke pangkal selangkanganku yang terkangkang tadi. Usapannya membuatku geli. Lalu hidung Bernard menyingkap ujung G String-ku yang sexy.
Aku saat itu memakai CD model G String yang mini, bahannya hanya berupa seutas tali nylon yang melingkari pinggangku, selebihnya adalah seutas nylon lainnya menyambung dari pinggang bagian belakang, turun ke bawah mengikuti bagian belahan pantatku, melilit ke depan tepat di bagian liang vaginaku tersambung dengan secarik kain sutera tipis yang berbentuk segi tiga.
Di bagian sutera tipis benbentuk segi tiga ini, ujung hidung Bernard menyangkut di lipatan penutup liang vaginaku. Akibat gesekan wajahnya di selangkanganku maka tersingkap pula bibir vaginaku hingga Bernard dapat menyaksikannya dengan jelas sekali, karena bola matanya hanya beberapa centi saja di hadapan bibir vaginaku yang dalamnya berwarna merah muda menggairahkan itu.
Melihat pemandangan seperti itu membuat Bernard yang tadinya mungkin hanya iseng ingin menggodaku jadi semakin bernafsu saja. Mulutnya langsung menghunjam vaginaku, bibir Bernard serta merta dengan lahapnya menciumi bibir vaginaku.
Kejadiannya sejak awal terasa begitu cepat. Tangan Bernard sudah langsung menarik ikatan G String-ku yang terletak di samping kiri kanan pinggangku. Kondisi bagian bawah rok miniku yang lebar ini membuat Bernard tidak menemui kesulitan sama sekali. Dalam hitungan detik saja bagian bawahku sudah tanpa dilapisi sehelai benang pun.
Kepala Bernard tertutup oleh rok miniku, wajahnya tepat di selangkanganku dan bibirnya melumat bibir vaginaku dengan penuh nafsu. Lidahnya dijulurkan dan dikorek-korekkannya ke klitorisku. Apa yang ia lakukan membuatku yang tadinya pada saat awal-awal kejadian ingin memarahinya, tidak jadi. Aku malah jadi terangsang oleh permainan lidah Bernard yang menjilat habis bibir dan liang vaginaku.
Lidah Bernard menjulur mengorek-ngorek liang vaginaku hingga terasa menyentuh bagian dalam dinding-dinding vaginaku yang segera menjadi basah oleh cairan bening yang mengalir dari dalam vaginaku. Aku tidak bisa menahan lagi gejolak nafsuku hingga tanganku menyusup ke balik hem yang kukenakan dan jari-jari tanganku meremas payudaraku sendiri. Kupilin-pilin puting susuku dengan jari. Rasanya nikmat sekali hingga payudaraku terasa semakin keras karena aku sudah benar-benar diselimuti oleh nafsu.
Bernard mengangkat kedua belah kakiku sambil membukanya lebar-lebar. Kedua pahaku dikangkangkannya untuk memberi tempat yang lebih leluasa bagi mulut dan lidahnya untuk menjilati seputaran vaginaku. Bernard sangat piawai memainkan ujung lidahnya sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama baginya membuatku orgasme. Semburan hangat langsung muncrat dari dalam rahimku, keluar membasahi liang dan dinding vaginaku dan serta merta Bernard langsung menjilat dan menelan habis cairan pelumasku yang mengalir keluar.
"Huu.. Uucch! Oo.. Oocch! Aa.. Aacch!", aku melenguh bagaikan anak sapi saja. Bernard tetap saja meneruskan jilatannya sampai vaginaku benar-benar bersih dan kering kembali.
Aku akhirnya menarik napas panjang mengiringi semburan terakhir pelumasku yang merembes keluar melalui liang vaginaku. Selesai melakukan jilatannya, Bernard langsung berdiri sambil membuka kancing celananya. Celana berikut CD-nya diperosotkan sampat batas lututnya hingga tampak batang kemaluannya langsung menjulang keluar bagaikan torpedo yang siap diluncurkan menuju sasaran.
Bernard mengangkat kedua kakiku sehingga badanku terlipat. Lututku didorong hingga berada dekat dengan wajahku, batang kemaluannya langsung diarahkan ke belahan bibir vaginaku dan tanpa harus mendapat bimbingan lagi, batang kemaluannya telah berada tepat menempel di mulut liang vaginaku. Didorong-dorongkannya sedikit sehingga kepala kemaluannya menemui sasaran yang tepat, kemudian didorongkan sedikit lebih dalam lagi dan, slee.. eep! Masuklah sebagian batang kemaluannya. Ditarik keluar sedikit dan didorongkannya lagi masuk lebih dalam.
"Oo.. Oocch! Slee.. Eep! Slee.. Eepp! Uu.. Uucch! Slee.. Eepp! Slee.. Eepp! Aa.. Aacch!", demikian suara rintihanku bersahut-sahutan dengan bunyi suara saat batang kemaluan Bernard memompa liang vaginaku.
Kondisi liang vaginaku sudah sangat basah sehingga memudahkan batang kemaluan Bernard terbenam habis ke dalam vaginaku. Ujung kepala kemaluannya terasa menyodok-nyodok dinding rahimku. Ujungnya menyentuh dan menekan-tekan tonjolan daging seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang vaginaku, rasanya luar biasa nikmat.
Karena memang sudah cukup lama aku tidak melakukan ML ditambah dengan permainan Bernard yang cukup piawai hingga membuatku segera akan mencapai puncak kenikmatan kembali.
"Ayoo..! Terus..! Aku sudah hampir orgasme!", seruku.
"Sebentar Nat! Kita keluarin sama-sama..", jawab Bernard.
"Dikeluarin di dalam atau di luar nich?", tanya Bernard padaku sambil terus memompakan batang kemaluannya di dalam liang vaginaku.
"Uu.. Uucch! Terserah..!", teriakku dan..
"Ooo.. Oocch! Aa.. Aacch!"
Badanku tiba-tiba gemetar dan sedikit kejang. Bernard pun ikut melenguh sambil tetap menggenjot pompaannya lebih cepat lagi. Kami dalam waktu yang hampir bersamaan sama-sama mengalami orgasme. Terasa sekali semburan sperma Bernard yang hangat membanjiri liang vaginaku. Tumpahan cairan cinta kami tercampur jadi satu dalam liang vaginaku, saking banyaknya bahkan tidak tertampung sehingga merembes keluar mengalir mengikuti celah belahan pantatku dan membasahi anusku.
Ouch! Dugem Makan Teman.!
Perkenalkan Nama Saya Bernard.. Seperti cerita – cerita lainnya.. saya adalah salah satu mahasiswa Ilmu Komputer Semester 4 di perguruan tinggi swasta di daerah jakarta barat.. Terserah cerita ini mao di bilang hayalan,karangan, inspirasi… atau pengalaman.. yang jelas saya hanya ingin menumpahkan pikiran saya kedalam cerita *****.
2 Tahun yang lalu..
2 tahun yang lalu ialah masa2 SMA saya akan berakhir.. yah.. itu kelas 3.. dan kata orang masa – masa SMA itu masa yang paling indah… . Mungkin memang paling indah… masa SMA masa dimana seorang beranjak dewasa.. mulai mengenal dunia luar… dunia gelap.. dunia gemerlap.. narkotika.. kejam.. memang kejam.. tapi sangat mengasyikan..
Saya adalah orang yang cukup di bilang.. seminggu sekali untuk datang ke salah satu diskotik di jakarta.. awalnya saya pun di ajak oleh salah satu teman saya.. tapi lama2 ketagihan.. cukup sedikit menghilangkan stresss…
Singkat saja.. kami ber 5.. merupakan teman atau team dugem.. hohoho.. adi,dani,dono,dan cicil.. yahh… kami ber 5 memang cukup dekat dalem pertemanan..seperti biasa.. malam minggu pun tiba.. dan mulai mempersiapkan untuk pesta tar malem… dari permen karet, minyak angin, minyak sayurr dann segala jenis macam nya… katanya si biar “kenceng” on nya..
Setelah siap… saya pun mulai menjemput sisil.. wow… Dengan Rok Mini Putih.. yang menurut saya super pendekk… dan tengktop putih… dengan menggunakan topi putih.. dia siap bergoyang.. dalam hatiku.. “wahh nti malam bakal panaz ni..”
Singkat cerita kami sudah sampai table.. nice.. ntah sisil kemana.. biasa wanita slalu berkeliaran mencarii barangnya sendiri.. akhirnya kami mulai party… ON… kenceng… dan pada jam 01.00 sisil dateng ke table.. dengan sempoyongan.. ku papah dia.. sambil ku pegang pantat nya untuk memapahnya.. “bitch! Ternyata make g-string” dalem hatiku.. karena tidak ada belahan tali kolor saat ku pegang pantat nya.. Setelah ku papah agar dia duduk di tempatku.. ternyata dia tidak mao.. dan inggin bergoyang.. sambil bergoyang pantatnya yang sekel itu… nempel ke Torpedo ku..
Kata orang kalo lagi ON.. Torpedo gak bakal bisa berdiri.. ternyata salah.. kalo kebawa nafsu.. tetep aja berdiri.. ON ku mulai tak sehat.. memikirkan nafsu.. nafsu kepada temannya sendiri..
Jam menunjukan pukul 03.00.. Mulai sepi.. karena pada waktu itu bulan puasa.. diskotik tutup lebih awal… akhirnya.. aku mengajak teman2ku untuk bermalam di kost-ku.. sambil melanjutkan acara tripingnya.. Sampai di kost.. ternyata semua sudah lelah.. tidak ingin melanjutkan tripingnya..
Akhirnya memilih untuk tidur.. ke 3 temanku tidur di lantai.. dan aku yg punya kost tidur di atas beserta sisil… karena kamar ku ini sangat sempit.. AC kost sengaja ku kecilkan ke 26 drajat.. biar pada mrasa dingin.. Sisil pun mulai kedinginan.. dan aku menawarkan masuk ke dalam badcover ku… Dia pun masuk… jadi kami tidur di dalam badcov er yg sama.. ohh!! Pikiranku melayang.. bukan tidur… malah nafsu yang ada di benaku.. Ku lihat dia mulai terlelap… Akhirnya ku coba memeluk pinggang dia.. ternyata diam saja.. lalu pelan2 tanganku kunaek-an ke atas.. sehingga tangan kiri ku menindih payudara dia.. Dia masi diam saja.. jantungku terus berdetak cepat.. tiba2 dia membalik.. menghadap ke arahku… mungkin karena dingin… ohh… mukanya menghadapku… ku cium keningnya perlahan.. uh… temanku yg seksi.. akhirnya bisa menciumnya.. lalu ku turun kan kebibir… ehmm… dia masi tetap diam.. ntah neken berapa dia malam..
Tangaknku mulai turun… meraba pantatnya.. aku sengaja… karena ingin menjalajahi tubuhnya perhalah2.. Rok mininya ku naekan.. ku masukan tanganku ke dalam rok mininya.. ku raba pantatnya perlahan2.. Setelah puas.. Aku mulai naek keatas.. tanganku masuk ke dalam tangktopnya.. mencari pengait Branya.. dan membuknya.. jantungku berdetak cepat…. Dan akhirnya… terbuka juga bra nya.. stlh itu ku dorong dirinya.. agar dia telentang.. lalu perlahan2.. tanganku mulai masuk dari perutnya.. pelan2 tanpa menyentuh perutnya.. dan akhirnya…. Ku pegang payudaranya.. ohh.. begitu pas dengan tanganku.. di dalam badcoverku,, ku terus melakukan aksiku.. stlah puas meraba payudara sisil… tanganku mulai nekat.. turun ke bawah.. begitu mudahnya karena dia hanya menggunakan rok m*****. langsung tersingkap begitu saja.. ku raba langsung ke pintu surganya… oh…. Botakkk… aku suka vagina botak… stlh ku tarik g-stringnya.. ku dapati vaginanya basah.. aku berpikir apa dia sadar.. atau tidak… lalu ku coba menghisap putingnya dari balik tengktop putihnya.. slurpp..
Ohh…. Ku gesek2an ***** di kakinya… sambil tanganku mencoba mencari celah klitorisnya..pikiranku mulai melayang.. takut2 dia bangun.. dan teman2ku bangun.. rusak semua pertemananku.. Rasanya ingin ku masukan jariku ke dalam vaginannya.. tapi takut dia terbangun..
Aku terus menggesekkk jari2ku di klitorisnya.. sambil menghisap putting susunya dari balik tengtop putihnya.. dan sesekali ku cium bibirnya saat tiba2 terbuka.. ohh…
Tapi tiba2.. Tanganku di tepakk dia…
Sisil : “Ngapain lu nard!! Kurang ajarr siall!!”
Sorry2..!! gw kebawa nafsu.. barangnya bkin horny..
(sambil berisik.. karena takut ke tiga temanku bangun…)
Sisil : “ horny si horny.! Tp masa temen lu sendiri lu embad.! Gila apa..!!”
Iyah2!! Sorry2.. dah2 tidur…
Akhirnya sisil kembali tidur.. tapi kali ini menghadap ke tembok.. dan pantatnya menghadapku.. 1 jam berlalu.. aku mulai gelisah.. ku coba peluk dia dr belakang.. tidak ada perlawanan..
Ku coba berbisik ke dia.. “gw peluk lu boleh yah sil..” yah dah gw jg masi dingin ni.!
Akhirnya ku peluk dirinya lalu aku berkata… “maafin gw yah sil.. gw kebawa nafsu., “ sambil ngmg di dekat telinganya.. iyah2 udah tidur sana… karena ku pikir lampu hijao… akhirnya ku cium lehernya…
Sisil : “apaan si lu!!”
Sorry2..!! Cuma ciuman biasa sie..!!
Sengaja torpedoku, ku tempelkan dengan pantatnya.. pasti dia merasakan betapa tegaknya torpedoku..
Sisil : “barang lu awasin tuh! Ganjel tau!” (sambil tetap berbisik)
Gw : “gpp gini aja.. gw gk ngapa2in de..”
SiSil : “yah udah! Awas lu macem2..!”
Akhirnya sisil tidur lagi.. tapi kali ini nafsuku makin menjadi..
Ku raba dada dia.. (bra nya masi blm di kaitkan..) uhh.. lalu ku tarik rok blakangnya..
Karena sudah kepalang tanggung.. ku keluarkan torpedoku.. ku jepit di antar kedua kakinya.. lalu mulai ku gesekan pelan2.. ! sambil ku cium lehernya…
Dan “sisil..! : ahh…! Luu begitu terus lama2 gw jd ikutan horny..”
Masukin sekarang aja udah!! Dah ngantuk gw.!
Wahhh!! Hatiku bersorak… ku masukan torpedoku ke dalam vaginanya..
“ouchh!! Pelan2 nard..!! ughh gede juga titid lu.. “
Dah msk blm sil..
“udah2.. dah mentok *****. goyang pelan2 nard.. takut pada bangun..”
Lalu ku goyangkan pantatku.. sambil ku cium bibir sisil.. ternyata dia membalas ciumanku… sambil tanganku memilin putting susunya..
“ouchh nard..!!’
Sstt..! tar pada bangun sil.!
“uhhh… cpt… !
“ouchhh nard… gw mw keluar!!”
“sabarrr… gw juga… gw keluarin dmn ni…”
“ di luar lah bego..!! lu mao gw hamilll hah..??”
Ups..! sorry.. kirain lu dah makan pil apa gitu!
“pala lu!! Uhhh.. ahhh ouch…. Gw… samp…pe…”
Ku rasakan basah di palkon ku.. ternyata dia dah keluar..
Dann..
“gwww jugaaa sil…”
Lalu ku keluarkann dan ku arahkan ke atas.. sehingga spermaku nempel di tengktopnya..
Sisil : “udah puas..??”
Gw : “udah2.. thanks yah!
Sisil : “skrg boleh tidur gw.??”
Gw : “boleh2!”
Sisil : “awas lu blg anak2.. jaga tuh bacot yah! Tar pada nagih mati gw.!”
Gw : ok2!
-pagii hariii-
Semua dah pada bangun.. tinggal aku.. sisil juga dah bangun.. lagi merokok di teras kostku..
Gw : “ yg laen pada kemana sil..”
Sil : “noh di bawah.! Lg pada makan mie..”
Gw : oh.. (wahhh! Keqnya dia lupa sama semalam nie..
Sil : “ gw pinjem anduk donk..mw mandi nie..”
Gw : “ohh noh ambil aj di lemari gw..
Dia pun mandi dalam kamar kostku…
(kamar kost ku memiliki kamar mandi dalam..)
Saat dia mandi ku coba ketuk pintunya..
Gw : “sil..”
Sisil.. : “ kenapa.. sambil buka pintu..”
Gw : “ gw… horny… tolong coliin aja dnk.. “
Sisil : “coliin aja yah! Gk macem2..! yah dah! Konci sono pintu lu tar pada masuk gaswat..”
Gw : ok..!
Akhirnya di coliin.. stlh.. di kocok 10 menit tidak keluar2…
Sisil :”lama amat siii!! Keluarnya..!”
Gw : “gw pegang badan lu yah biar cpt keluarnya.”
Sisil : “ haduh!! Okeh2..!! toket aja! Gk pake bawah..”
Akhirnya gw memegang toketnya.. gw pilin2 putingnya…
Gw : “isep donk sill..!”
Sisil : “yah dah!..”
Akhirnya ku isap putingnya.. sambil menunduk menghisap payudaranya.. dan dia tetap mengocok torpedoku.. uhhh.. oh...hh.. terus sil… ehmm…
Ternyata sisil juga horny.. karena dia tidak mw ML lagi… dia masukan ke dalam mulutnya..
“my god!! Ohh!! Terus sil2…” ohhh…!!
5 menit blm keluar2.. ternyata sisil mulai merasa lelah…
Dan akhirnya dia berikan vagina nya sekali lagi di pagi itu..
Hukuman untuk Guru Muda dan Cantik
Perkenalkan namaku Tommy, aku sekarang sedang sekolah ternama di Ibukota negara ***** Orang tuaku adalah orang terkaya di negeri ***** Bahkan sekolah tempat aku belajar dimiliki oleh orang tuaku, yang kemudian diberikan pada aku. Sehingga aku adalah pemilik sekolah *****
Sekolah ini mempunyai banyak sekali murid-murid, terutama dari orang-orang kaya. Orang tua mereka sangat senang mengingingkan anak mereka untuk sekolah di s***** Mereka ingin agar anak mereka kenal dengan aku, dengan harapan posisi mereka atau usaha mereka dapat terus berkembang, dengan bantuan aku.
Banyak sekali teman-teman aku, yang sangat baik dengan aku, mereka ingin agar jabatan orang tua mereka dapat naik pangkat, atau usaha orang tua mereka dapat berkembang terus. Banyak sekali siswi-siswi yang sengaja yang mendekatiku agar keluarga mereka dapat ditingkatkan perekonomiannya. Banyak siswi yang sengaja mengajakku tidur, tentu saja aku hanya memilih yang cantik-cantik saja. Dan setiap kali mereka tidur dengan aku, keesokkan harinya orang tuanya naik jabatan.
Tahun Ajaran Baru
Hari ini adalah adalah hari pertama sekolah, kini aku sudah kelas 3 IPA. Banyak sekali siswi-siswi baru, yang baru masuk kelas 1. Aku mengincar mereka siapa tahu ada yang cantik dan seksi.
Aku melihat ada siswi cantik yang bernama Heni, langsung saja aku coba mendekatinya.
“Heni.. dipanggil oleh Tommy”, temanku Ken berkata pada Heni.
“Oh Tommy pemilik sekolah ini yah”, Heni menjawab dengan senang.
Tentu saja ia senang karena itulah tujuan dia sekolah dis*****
Pada jam istirahat, aku memanggil Heni ke sebuah ruangan kosong. Disana aku merayu Heni, dan mencoba berkenalan dengan dia. Dan akhirnya aku mencoba mencium dia.
“Tommy..”, balas Heni sambil menciumku juga.
Aku mencoba memasukkan tanganku kedalam baju dia. Astaga susunya kenyal sekali, rasanya tanganku seperti memegang karet saja, kenyal sekali. Aku meremas – remas susunya.
“Ahh..”, desah Heni.
Tiba-tiba pintu terbuka, aku menengok dan melihat guru baru.
“Hei apa yang kalian lakukan, cepat kembali ke kelas”, teriak guru tersebut.
Astaga baru kali ini ada yang memarahi aku, guru tersebut tidak mengetahui posisiku di sekolah ini, bahwa aku sebagai raja di sekolah ***** Dengan rasa dongkol aku kembali ke kelas.
Aku memberitahu Ken temanku agar menghukum guru tersebut. Kemudian Ken menghubungi Kepala Sekolah agar mereka bertemu. Kemudian Kepala Sekolah, Ken dan guru tersebut yang bernama Cindy bertemu. Kepala Sekolah menyampaikan bahwa tidak ada yang boleh mengganggu Tommy di sekolah, dan guru tersebut harus dihukum. Jika tidak mau dihukum, maka keluarga Cindy akan dihancurkan perekonomiannya, mereka akan menjadi gelandangan. Cindy yang baru berumur 18 tahun dan sedang kuliah Kedokteran dan menjadi guru honorer di sekolah ini dengan terpaksa menyetujuinya.
Hukuman Hari Pertama
Hari ini adalah hukuman untuk guru cantik bernama Cindy. Pada jam pertama ini, aku belajar biologi diajar oleh Cindy. Ketika ia masuk, Ken memberitahu bahwa ia harus mengajar tanpa pakaian. Tadinya ia tidak mau dan ingin keluar dari sekolah ini, tapi karena diancam keluarganya akan menjadi gelandangan ini mau menuruti. Dengan berurai air mata, ia melepas blazer dan roknya. Terlihat bahwa tubuhnya dengan tinggi 166 cm dan berat 47 kg, mempunyai kulit yang putih sekali.
“Bu Cindy, lepas BH dan Celana dalamnya”, teriak Ken.
Dengan ragu-ragu ia melepas BH yang berukuran 34B dan celananya, terlihat ia memiliki susu yang tidak terlalu besar tetapi putih sekali dan rambut kemaluan yang hitam tapi tidak terlalu lebat.
Dengan malu-malu ia mengajar kami selama 2 jam pelajaran dengan bugil. Tentu saja perhatian anak-anak cowok tidak pada pelajarannya, tetapi mengaggumi tubuh bugilnya. Cindy mengajar dengan kacau balau, sambil menerangkan ia mencoba menutupi tubuhnya, tentu saja tidak bisa, karena ia harus mencatat di papan tulis dan harus menerangkan. Beberapa anak laki-laki mencubit tubuhnya, ketika melewati mereka. Cindy hanya bisa menerangkan sambil terisak-isak.
Rasanya dua jam pelajaran berlangsung cepat sekali, berikutnya pelajaran matematika yang membosankan oleh Pak Ginanjar. Aku membisikan Ken, hukuman selanjutnya.
“Bu Cindy, dua jam pelajaran ini, harus mengulum punya Tommy”, kata Tommy kepada Cindy.
Ketika Pak Ginajar mulai menerangkan, dengan ragu-ragu Cindy jongkok dihadapanku. Kemudian ia membuka reseleting celanaku, dan mulai mengeluarkan penisku. Ia kemudian memegang kemaluanku, rasanya hangat sekali tangan Cindy. Ia mulai mengulum penisku yang panjangnya 17 cm. Ia memaju mundurkan mulutnya, rasanya enak sekali, sambil mendengarkan pelajaran matematika, sambil diurut penisku oleh mulut guru muda yang cantik ***** Sampai suatu kali rasanya ingin mengeluarkan sesuatu. Aku menarik rambut Cindy, agar kepalanya bergerak lebih cepat.
“Ah..”, desahku sambil mengeluarkan air mani kedalam mulutnya sebanyak mungkin.
“Oupch..”, terdengar suara Cindy yang kehabisan nafas, harus menelan air maniku sambil menangis.
Hukuman Hari Kedua
Hari ini aku memberi tahu Ken hukuman Cindy.
“Bu Cindy, hari ini harus masuk lagi ke kelas 3, sambil menerangkan tentang hubungan seks, sambil diperagakan dengan Tommy”, kata Ken kepada Cindy.
“Apa..”, teriak Cindy.
“Bu, ingat keluarga Ibu”, ancam Ken.
Akhirnya Cindy menyetujuinya. Pada jam pelajaran kelima, Cindy masuk ke kelas 3.
Anak laki-laki berteriak, “Buka.. buka.. buka..”.
Dengan gemetar Cindy kembali membuka seluruh pakaiannya.
“Anak-anak, Ibu sekarang mau menerangkan tentang hubungan seks” kata Cindy sambil gemetar.
“Tommy tolong kesini” kata Cindy.
Aku lalu maju kedepan, lalu Cindy membuka celanaku.
“Pertama-tama dilakukan pemanasan dulu”, kata Cindi sambil meletakan tanganku pada susunya. Langsung aku meremas-remas dengan keras, enak sekali pikirku. Tampak Cindy kegelian. Lalu Cindy meremas penisku.
Setelah beberapa lama, aku mulai tak sabar, lalu dengan cepat aku mencoba memasukkan penisku ke vagina Cindy. Cindy berusaha menghindar sambil menangis. Aku menyuruh anak-anak cewek agar memegangi tubuh Cindy, sambil dipegang oleh 4 orang anak cewek, aku memamasukkan penisku kedalam vaginanya. Astaga rasanya sempit sekali, aku merasa ia masih perawan. Lalu dengan cepat aku mengocok penisku didalam vaginanya.
“Bu ayo.. teruskan menerangkannya”, kataku pada Cindy.
“Beginilah caranya bersenggama anak-anak”, Cindy menerangkan sambil menangis.
Aku terus mengocok penisku di dalam vagina cindy. Dari posisi berdiri kami melakukannya, tidak puas dengan posisi ini aku mencabut penisku dari vaginanya, lalu mencoba posisi doggi style. Aku memasukkan penisku ke dalam vaginanya, sementara itu tanganku meremas-remas susunya dari belakang. Rasanya empuk sekali, sementara itu penisku digoyangkan terus.
Tiba-tiba Cindy mengejang, dengan meremas penisku dengan kuat, ternyata ia mengalami orgasme. Teman-temanku pada tertawa melihatnya. Tak lama kemudian aku juga mengeluarkan air maniku di dalam vaginanya dengan kuat. Terlihat wajah Cindy yang kaget dan ketakutan menerima sperma di dalam vaginanya. Semua teman-teman bersorak melihatnya.
Hukuman Hari Ketiga
“Bu Cindy hari ini harus mengumpulkan dua liter sperma dari seluruh laki-laki di sekolah ini”, kata Ken kepada Cindy sambil memberikan botol berukuran dua liter.
Dengan bugil, Cindy masuk ke kelasku. Sementara guru yang lain mengajar, Cindy mengocok penisku dengan cepat agar cepat mengeluarkan air maniku. Tidak tahan akan kocokan Cindy yang cepat, aku mengeluarkan sperma ke dalam botol tersebut. Cindy berpindah ke setiap anak laki-laki yang ada di kelasku dan mengocok penis mereka agar cepat mengeluarkan sperma. Dua jam sudah berlalu, seluruh laki-laki sudah mengeluarkan spermanya, dan ternyata hanya ada seperempat liter.
“Bu Cindy, cepat kocok penis anak laki-laki di kelas lain juga” kata Ken.
Akhirnya Cindy berpindah dari satu kelas ke kelas lainnya, untuk mengumpulkan sperma. Setiap kelas kelas yang dimasuki Cindy, terdengar suara riuh. Banyak anak laki-laki yang dikocok penisnya, juga menggerayangi tubuhnya.
Akhirya jam sekolah selesai, dengan tangan yang lelah dengan muka yang penuh sperma, karena ada beberapa orang yang sengaja menyemprotkan spermanya ke mukanya. Cindy datang kepada aku dan Ken sambil memberikan dua liter sperma.
“Bu Cindy, tahu apa yang harus kamu lakukan sekarang” kata Ken.
“Tidak tahu” kata Cindy.
“Minum sperma tersebut”, kata Ken.
“..”, Cindy tampak lemas sekali dan tertunduk.
Tiba-tiba kelasku dipenuhi banyak siswa dari kelas lain.
“Minum.. minum.. minum..” teriak mereka.
Akhirnya Cindy sedikit demi sedikit meminum sperma tersebut, beberapa kali muntah, tapi kami minta agar sperma tersebut dijilati. Setelah lima belas menit habislah sperma tersebut.
Hukuman Hari Keempat
Hari ini ada upacara bendera, Bu Cindy sudah disuruh oleh Ken agar menjadi pemimpin upacara. Tentu saja dengan tidak mengenakan pakaian apapun juga. Semua anak di sekolahku sudah berkumpul di lapangan upacara. Ketika pemimpin upacara memasuki lapangan upacara, tampak Cindy berjalan dengan tanpa pakaian apapun ke tengah-tengah lapangan. Tampak susunya bergoyang-goyang sesuai dengan langkahnya. Seluruh anak-anak berteriak membahana melihatnya.
“Upacara siap dimulai”, teriak cindy ditengah lapangan dengan mengacungkan tongkat upacara. Tampak Cindy berlinang air mata, karena ditatap oleh ratusan murid.
Ketika upacara dimulai, sesuai dengan yang diperintahkan oleh Ken, ia mulai memasukkan tongkat upacara kedalam vaginanya. Murid-murid kaget dan tertawa melihatnya. Cindy terus memasukkan dan mengeluarkan tongkat tersebut sambil ditatap oleh seluruh murid di sekolah *****
“Hayo Bu terus”, teriak beberapa anak.
Cindy tampak pucat sekali dan lemas sekali, beberapa saat kemudian dia mulai merasa akan orgasme, Cindy berusaha bertahan tidak mau terlihat orgasme sambil ditatap oleh ratusan murid.
Tapi lama kelamaan dia tidak tahan, dan mulai mendesah “Ahh”, tentu saja semua anak menyorakinya.
Kemudian Kepala Sekolah mengumumkan beberapa siswa berprestasi maju ke depan. Dipanggil oleh Kepala Sekolah Anton, Herman dan Rinny maju ke depan.
“Bu Cindy silakan memberikan hadiah kepada siswa siswi yang berprestasi ini”, kata Kepala Sekolah.
Dengan gemetar Cindy mendekati Anton, lalu membuka celana Anton. Lalu ia mengocok penis Anton. Setelah penis Anton mengeras, lalu ia merebahkan Anton, lalu Cindy duduk di atas Anton, lalu ia mulai memasukkan penis Anton ke dalam vaginanya. Ratusan anak menahan nafas melihat adegan tersebut. Melihat tatapan banyak anak, Cindy mencoba mengeluarkan vaginnya, tetapi Anton cepat-cepat menarik rambut Cindy, sehingga dengan sekali tarik, amblaslah semua penis Anton ke dalam vagina Cindy.
“Aww”, teriak Cindy.
Sambil mengoyang-goyangkan penisnya, Anton meremas-remas susu Cindy dengan keras.
“Aww”, terdengar teriakan Cindy, setiap kali Anton menjepit puting Cindy.
Ketika Cindy berusaha mengurangi rasa sakit di vagina dan susunya, tiba-tiba ia merasa ada yang membuka anusnya. Ketika ia menengok ke belakang tampak Herman sedang berusaha memasukkan penisnya kedalam anus Cindy. Dengan sekali tancap, masuklah seluruh penis Herman ke dalam anusnya.
“Ahh”, Cindy melolong kesakitan, tapi Herman tidak peduli, terus memaju-mundurkan penisnya di dalam anus Cindy.
Setelah beberapa lama Anton mengeluarkan penisnya dari vagina Cindy, lalu memasukkan penisnya kedalam mulut Cindy. Tampak Cindy sambil bergaya anjing, dimasuki dari anus dan mulut oleh Herman dan Anton.
Tiba-tiba Rinny menghampiri sambil membawa pisang yang berukuran besar sekali. Lalu pisang tersebut dimasukkan ke dalam vagina Cindy.
“Jangan..”, teriak cindy.
Tapi Rinny tidak peduli, lalu terus memasukkan ke dalam vagina Cindy, tampak vagina mulai sedikit robek dan berdarah akibat pisang yang sangat besar.
“Ah..”, teriak Cindy setiap kali pisang tersebut dikeluar-masukkan oleh Rinny.
Akhirnya Anton dan Herman sudah tidak tahan dan mengeluarkan sperma bersamaan di mulut dan anus Cindy.
Sementara Cindy tergeletak di tengah lapangan, Kepala Sekolah berteriak
“Upacara selesai”.
Sehingga para murid kembali ke kelas sambil tertawa.
Demikianlah hukuman untuk Ibu Guru Cindy yang masih muda dan cantik dari Tommy.
Langganan:
Postingan (Atom)